Selasa 16 Apr 2024 15:15 WIB

BRI Optimistis Capai Target Penyaluran KUR pada 2024

BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 27,2 triliun kepada 561 ribu debitur (ytd).

Ilustrasi - Usaha kuliner Sate Klathak Pak Pong di Yogyakarta.
Foto: ANTARA/HO-BRI
Ilustrasi - Usaha kuliner Sate Klathak Pak Pong di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis bisa mencapai target dari penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tahun ini dengan menerapkan strategi bisnis berkelanjutan.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, perseroan telah menyalurkan KUR senilai Rp 27,2 triliun kepada 561 ribu debitur sepanjang Januari-Februari 2024. Dengan realisasi KUR di awal tahun ini, BRI pun optimis dapat mencapai target tersebut.

Baca Juga

“Jika dihitung, penyaluran tersebut sekitar 16,5 persen dari total jatah KUR yang disalurkan BRI tahun ini,” kata Supari melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Supari mencatat, BRI mendapatkan kuota penyaluran KUR terbesar pada tahun 2024, yakni sebesar Rp 165 triliun. Adapun strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan.​​​​​​​

BRI, sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM, juga telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi. Sesuai dengan amanah pemerintah, Supari mengatakan bahwa program KUR bertujuan meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif.

Selain itu, program KUR juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Manfaat dari program KUR telah dirasakan oleh para pelaku UMKM, salah satunya Zakiron atau akrab disapa Pak Pong selaku pemilik Sate Klathak Pak Pong di Yogyakarta. Melalui pemanfaatan KUR, kini usahanya telah berkembang pesat.

Pada tahun 2000, Pak Pong mengajukan pinjaman modal usaha melalui KUR BRI untuk mengembangkan usahanya. Sate Klathak Pak Pong sendiri dirintis pertama kali pada tahun 1997 dengan mengontrak sebuah kios kecil pinggir jalan berukuran 6x6 meter di daerah Jejeran, Bantul, Yogyakarta.

Kemudian pada tahun 2010, lewat fasilitas KUR BRI, Pak Pong meminjam modal usaha kembali untuk membeli tanah dan mendirikan bangunan permanen untuk Sate Klathak Pak Pong pusat yang beroperasi hingga saat ini.

Seiring dengan usaha yang semakin berkembang, Sate Klathak Pak Pong kini bisa menyembelih 20-30 ekor kambing dalam sehari untuk pembuatan sate klathak. Bahkan saat akhir pekan dan momen libur panjang, seperti lebaran, usaha kuliner itu bisa menyembelih hingga 40-50 ekor kambing dalam sehari.

“Dengan jumlah tersebut, kami bisa meraih omzet sekitar Rp 35 juta-50 juta per bulan,” kata Pak Pong dalam kesempatan terpisah.

Menurut Pak Pong, rumah makan miliknya itu ramai untuk dijadikan tempat buka puasa bersama selama Ramadhan. Jumlah pengunjungnya juga semakin melonjak menjelang Lebaran dan saat libur Lebaran. Pada momen itu, omzet usahanya bisa meningkat pesat.

“Mungkin karena di akhir-akhir Ramadhan sudah mulai banyak orang yang mudik ke Yogyakarta, sehingga setiap H-5 lebaran Sate Klathak Pak Pong ini selalu ramai sampai H+10 lebaran. Tak jarang, omzetnya bisa mencapai Rp 50 juta per bulan,” kata Pak Pong.​​​

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement