Ahad 07 Apr 2024 08:31 WIB

Longsor Bocimi Makin Parah, DPR Minta Perbaikan Segera

Puncak arus mudik menuju Sukabumi diprediksi pada Ahad (7/4/2024).

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja beraktivitas di dekat ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang longsor di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024). Tol Bocimi kilometer 64 mengalami longsor pada Rabu (3/4) malam sehingga membuat arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Sukabumi dialihkan ke pintu keluar tol Cigombong. Kemeterian PUPR berencana melakukan perbaikan secara sementara menggunakan sheet pile agar ruas jalan tol tersebut dapat tetap dioperasikan dengan tetap menggunakan satu jalur untuk kendaraan golongan satu pada musim mudik Lebaran 2024.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja beraktivitas di dekat ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang longsor di Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/4/2024). Tol Bocimi kilometer 64 mengalami longsor pada Rabu (3/4) malam sehingga membuat arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Sukabumi dialihkan ke pintu keluar tol Cigombong. Kemeterian PUPR berencana melakukan perbaikan secara sementara menggunakan sheet pile agar ruas jalan tol tersebut dapat tetap dioperasikan dengan tetap menggunakan satu jalur untuk kendaraan golongan satu pada musim mudik Lebaran 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Longsor tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) semakin parah dan telah menggerogoti seluruh ruas jalan arah Sukabumi. Hal ini membuat penutupan seluruhnya ruas tol Bocimi seksi II Cigombong-Parung Kuda.

Wakil Ketua Komisi V DPR Muhammad Iqbal prihatin dengan amblasnya jalan tol ini. Apalagi, hal tersebut terjadi di tengah situasi mudik jelang Idul Fitri 1445 H. Ia menilai perbaikan harus dilakukan secepatnya.

Baca Juga

"Pemerintah, dalam hal ini Kementerian PUPR, untuk secepatnya melakukan antisipasi dan perbaikan agar jalan tol itu bisa segera bisa dilalui oleh kendaraan," ujar Iqbal lewat keterangannya, Sabtu (6/4/2024).

Di samping itu, ia menekankan pentingnya aspek keamanan dalam pengambilan keputusan terkait penutupan jalan tol Bocimi. Termasuk bila adanya keputusan bahwa jalan tersebut masih dapat dilalui kendaraan.

Selama arus mudik tahun ini, ia mendorong adanya sinergi antara Kementerian PUPR, operator, kepolisian, dan Kementerian Perhubungan. Terutama dalam memastikan kelancaran arus mudik Lebaran dan keselamatan para pengguna jalan tol.

"Kita berharap agar ada kerja sama koordinasi antara Kementerian PUPR, operator, kepolisian, dan Kementerian Perhubungan agar masyarakat bisa merasa nyaman dalam melakukan mudik Lebaran," ujar Iqbal.

Cuaca ekstrem selama periode peralihan musim (pancaroba) ditengarai menjadi penyebab utama amblasnya Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada Rabu malam lalu. Hujan yang kerap terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat, adalah pemicu bencana hidrometrologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. 

Tol Bocimi menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat yang rentan terhadap bencana tanah longsor. Tol Bocimi dibangun di perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng bervariasi, mulai landai hingga agak curam. Berdasarkan peta prakiraan Gerakan Tanah bulan April 2024, lokasi ini masuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.

Kelapukan tanah yang cukup tebal dan kemiringan lahan yang agak curam, membuat hujan dengan intensitas tinggi dan cukup lama sebagai pemicu terjadinya bencana. 

Penutupan tol Cigombong-Parung Kuda ini membuat pemudik dari Jakarta harus keluar di Cigombong dan menempuh jalan arteri. Waktu tempuh Sukabumi-Bogor Jawa Barat Pasca-bencana kini mencapai rata-rata enam jam.

"Dari hasil laporan, rata-rata pemudik dari Sukabumi menuju Bogor atau sebaliknya menghabiskan waktu perjalanan mencapai enam jam. Ini terjadi sejak Tol Parungkuda longsor, kepadatan kendaraan pun sudah terjadi dari pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB," kata Kasatlantas Polres Sukabumi AKP Fiekry Adi Perdana di Sukabumi, Sabtu (6/4/2024).

Biasanya dari Sukabumi menuju Bogor hanya ditempuh dengan waktu 1,5 hingga 2 jam jika melalui pintu keluar Tol Parungkuda, tapi karena Tol Parungkuda ditutup akibat longsor, sehingga harus menggunakan jalur utara Sukabumi.

Menurut Fiekry, waktu tempuh tersebut karena meningkatnya volume kendaraan di jalur utama mudik (non-tol) Kabupaten Sukabumi, pasca jalur Tol Parungkuda ditutup sementara akibat longsor. Praktis, dengan ditutupnya jalur tersebut, Tol Bocimi hanya bisa melayani pemudik sampai dari Ciawi hingga Cigombong Bogor.

Kendaraan roda empat atau lebih yang seharusnya bisa memanfaatkan Tol Bocimi dari gerbang Tol Ciawi hingga exit Tol Parungkuda, tapi pasca-bencana hanya sampai Cigombong dan berdampak pada kepadatan volume kendaraan di jalur utara Kabupaten Sukabumi yang merupakan jalur penghubung Sukabumi-Bogor.

Maka dari itu, untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan panjang, kendaraan dari arah Bogor atau gerbang Tol Cigombong menuju Sukabumi sebagian dialihkan ke Jalur Alternatif Tenjoayu Cicurug.

Selain itu, jika volume kendaraan sudah benar-benar padat, pihaknya kemungkinan besar akan melakukan one way atau satu arah dari arah timur sembari membereskan kondisi lalu lintas di sekitar Pasar Cicurug.

"Puncak mudik di Sukabumi sudah mulai terjadi. Kemungkinan selain Sabtu, puncak mudik terjadi pada Ahad (7/4/2024), dan diprediksi kendaraan yang ke Sukabumi akan jauh lebih banyak dibandingkan yang keluar," katanya.

Sementara, salah seorang warga asal Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi NP mengatakan, dirinya berangkat dari Sukabumi pukul 13.00 WIB namun baru tiba di Bogor atau tepatnya di Gerbang Tol Cigombong pukul 19.00 WIB.

Arus kendaraan tersendat di beberapa titik seperti Pasar Cibadak, Parungkuda dan Cicurug. Namun yang paling parah di Desa Benda, Kecamatan Cicurug yang merupakan daerah perbatasan dengan Bogor, arus lalu lintas sempat tidak bergerak hingga satu jam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement