REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut, komoditas durian asal Indonesia sedang sangat diminati di China dengan total permintaan diproyeksikan mencapai 8 miliar dolar AS pada 2024.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyampaikan, setiap tahun permintaan durian ke China terus meningkat. Pada 2022, permintaan durian di China mencapai 2 miliar dolar AS dan di 2023 meningkat menjadi 6 miliar dolar AS.
"Ini ada permintaan yang lumayan besar untuk diisi bahkan permintaan China itu bisa mencapai 8 miliar dolar AS, durian saja. Jadi itu luar biasa besarnya itu," ujar Didi di Jakarta, pekan lalu.
Didi menyebut, durian menjadi salah satu komoditas unggulan untuk produk buah-buahan. Menurut Didi, peluang bisa dimanfaatkan oleh para petani perkebunan untuk meningkatkan kualitas durian.
Dalam beberapa tahun terakhir, petani perkebunan juga disebut mulai gencar menanam berbagai jenis durian mulai dari montong hingga musang king.
Di China sendiri, jenis durian yang paling dicari adalah jenis montong. Saat ini Kemendag bersama kementerian terkait mulai mengembangkan montong lokal.
"Kami sedang mengembangkan di berbagai daerah montong lokal ya, kayak di Jawa Tengah, itu ada Bawor, kombinasi antara kawinan montong sama durian lokal," kata Didi.
Namun demikian, Didi menyebut bahwa durian belum menjadi komoditas buah dengan pendapatan tertinggi.
Indonesia disebut masih memiliki komoditas buah eksotis lainnya yang juga diminati oleh pasar luar negeri seperti nanas, pisang, alpukat dan manggis. Selain China, buah-buahan asal Indonesia juga diminati oleh negara-negara seperti Jepang, Australia dan wilayah Asia lainnya.