Sabtu 16 Mar 2024 22:10 WIB

Anak Usaha ASDP Perkuat Layanan Feri Jarak Jauh

LDF Jembatan Nusantara kurangi kemacetan, beban jalan, dan emisi karbon.

Sejumlah penumpang berada diatas kapal feri yang akan menuju Pulau Sumbawa dari Pelabuhan Kayangan, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (30/10/2023).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah penumpang berada diatas kapal feri yang akan menuju Pulau Sumbawa dari Pelabuhan Kayangan, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jembatan Nusantara (JN), salah satu anak usaha dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), terus memperkuat layanan feri jarak jauh.

Ada tiga rute reguler layanan JN yaitu Surabaya - Labuan Bajo, Surabaya – Ende, dan Balikpapan – Pare-Pare serta 2 rute deviasi mencakup Labuan Bajo – Badas dan Balikpapan – Semarang.

Baca Juga

"Langkah itu dilakukan perusahaan dalam menjalankan komitmennya untuk mendukung keberlangsungan logistik nasional," kata Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin.

Ia menjelaskan, ASDP melalui anak usahanya tersebut mengoperasikan KMP Swarna Bahtera dengan jarak yang ditempuh sepanjang 462 mil. KMP Swarna Bahtera melayani lintasan Surabaya – Labuan Bajo dengan waktu selama 38 jam. Kapal ini mampu menampung kapasitas hingga 321 penumpang, 100 unit kendaraan roda dua, 30 unit kendaraan kecil, 15 unit truk sedang, 4 unit truk besar dan 9 unit tronton.

Sedangkan untuk lintasan Balikpapan-Pare-pare dioperasikan kapal Madani Nusantara berjarak 252 mil dengan waktu tempuh selama 23 jam. Madani Nusantara memiliki kapasitas hingga 500 penumpang, 100 unit kendaraan roda dua, 30 unit kendaraan kecil, 15 unit truk sedang, 4 unit truk besar, dan 6 unit tronton.

Selain itu, Mahkota Nusantara yang juga melayani lintas Balikpapan - Pare-pare mampu menampung hingga 217 orang, 50 kendaraan roda dua, 15 unit kendaraan kecil, 15 truk sedang, dan 30 truk besar. Berdasarkan muatan, kendaraan golongan V ke atas menjadi muatan dominan untuk layanan feri jarak jauh (LDF). Lintasan Balikpapan-Pare-pare ini memiliki keterisian yang cukup tinggi hampir mencapai 95 persen.

Hadirnya layanan LDF akan mengurangi kemacetan dan beban jalan akibat volume kendaraan yang besar serta dimensi dan volume muatan kendaraan yang menyalahi ketentuan atau over dimension over load (ODOL). "Dengan demikian, kami turut mengurangi tingkat polusi udara dari emisi gas buang angkutan jalan," ujar Shelvy.

Di samping itu, layanan lintas LDF juga akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya. Seperti industri dan perdagangan, sehingga memberikan dampak berantai (multiplier effect), yang positif khususnya lintasan penyeberangan yang menghubungkan Jawa, Kalimantan hingga Nusa Tenggara Timur.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement