REPUBLIKA.CO.ID, HO CHI MINH -- Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang (MAFF) mengatakan bahwa Vietnam telah dipilih oleh perusahaan-perusahaan Jepang untuk bermitra dalam pengolahan produk untuk diekspor ke berbagai pasar seperti Amerika Serikat dan negara-negara ASEAN.
Pemilihan Vietnam sebagai mitra dikarenakan industri pengolahan makanan laut Vietnam yang berkembang pesat.
Vietnam juga dinilai memiliki keunggulan dalam mengolah makanan laut dengan banyaknya pabrik pengolahan berkapasitas besar. Pabrik-pabrik itu pun telah memenuhi standar ekspor untuk sebagian besar pasar global.
"Perusahaan makanan laut Jepang ingin memperkuat kerja sama dengan mengontrak mitra Vietnam untuk mengolah produk yang akan diekspor ke pasar lain," kata perwakilan MAFF, Yoshimatsu Toru.
Menurut Yoshimatsu, pada 2023, total omzet ekspor produk agroforestri-akuatik dan makanan Jepang mencapai sekitar 1,45 triliun yen Jepang (sekitar Rp 152,8 triliun). Pemerintah Jepang telah menetapkan target untuk meningkatkan angka tersebut menjadi 2 triliun yen Jepang (sekitar Rp 210,7 triliun) pada 2025 dan 5 triliun yen Jepang (sekitar Rp 562,9 triliun) pada 2030.
Adapun pemerintah Jepang saat ini sedang melaksanakan kegiatan untuk mempromosikan produk perairan Jepang. Baik di dalam negeri maupun internasional, serta untuk mendiversifikasi pasar ekspor.
Melalui acara business matching atau pencocokan bisnis diharapkan dapat lebih meningkatkan pertukaran perdagangan makanan laut dan kerja sama pengembangan rantai pasokan antara kedua negara.
Industri perikanan Jepang melakukan diversifikasi tujuan ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada China yang melarang impor produk kelautan Jepang. Larangan China itu akibat pelepasan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik.
China mulai melarang impor produk perikanan Jepang sejak 24 Agustus 2023. Padahal berdasarkan buku putih tahunan perikanan Jepang untuk tahun fiskal 2022, penjualan kerang mewakili sekitar seperempat ekspor makanan laut Jepang dan lebih dari setengahnya sebelumnya diekspor ke China.