REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama 2023, kinerja Bank Papua tumbuh positif dibandingkan periode 2022. Hal itu tecermin dari capaian nilai aset, penyaluran kredit, realisasi dana pihak ketiga (DPK), dan perolehan laba bersih.
Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis Bank Papua Wastu Anggoro Wijonarko, di Manokwari, Papua Barat, Kamis (14/3/2024), menjelaskan, aset Bank Papua 2023 mengalami pertumbuhan 8,26 persen menjadi Rp 32,2 triliun dibandingkan 2022 yang hanya mencapai Rp 29,8 triliun.
Kemudian, penyaluran kredit 2023 mencapai Rp 19,5 triliun yang didominasi kredit konsumsi sebanyak Rp 10,9 triliun atau 55,7 persen dari total kredit. "Total penyaluran kredit tumbuh 7,9 persen dibanding 2022 yang mencapai Rp18,1 miliar," ujar dia lagi.
Dia menyebutkan total DPK yang dihimpun selama 2023 mencapai Rp 25,6 triliun atau tumbuh 6,15 persen dibandingkan 2022 yang mencapai Rp 24,1 triliun. Secara komposisi, DPK nonbank yaitu simpanan dari nasabah 2023 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan 2022, dengan simpanan dalam bentuk giro masih menjadi yang terbesar.
Secara umum, pendapatan usaha yang dihasilkan selama 2023 tumbuh 0,98 persen dari tahun sebelumnya, sejalan dengan peningkatan laba bersih dan laba komprehensif.
Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, Bank Papua mampu memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp 2,3 triliun atau tumbuh 0,90 persen dari 2022 sebesar Rp 2,3 triliun.
Menurut dia, pertumbuhan pendapatan bunga diimbangi dengan penurunan beban yang cukup signifikan. Sehingga Bank Papua berhasil meraih laba bersih Rp 427 miliar atau naik 9,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 389 miliar.
Selain itu, kata dia lagi, rasio kredit bermasalah (NPL) masih di bawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh regulator dengan capaian NPL gross tahun 2023 sebesar 2,41 persen dan untuk NPL neto 0,69 persen.