Kamis 14 Mar 2024 07:59 WIB

Hotel BUMN Terapkan Konsep Green Environment di KEK Sanur  

KEK Sanur juga mendukung program pemerintah menuju zero emission 2060.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Progres pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (6/7/2023).
Foto: dok. Republika
Progres pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (6/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali, menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini didukung dengan fasilitas di area The Sanur yang menerapkan green environment dan zero emission

"Salah satu upaya yang dilakukan oleh The Sanur untuk menjalankan komitmen dalam mewujudkan kawasan yang ramah lingkungan yaitu dengan mengoptimalkan pengolahan air kotor dengan membangun Waste Water Treatment Plan (WWTP)," ujar Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Christine Hutabarat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca Juga

Christine menjelaskan, WWTP merupakan fasilitas khusus di KEK Sanur yang dirancang dan digunakan untuk membersihkan air limbah sebelum air tersebut dialirkan kembali ke lingkungan. Air kotor yang telah diproses di WWTP kemudian akan digunakan untuk kebutuhan landscaping di area KEK Sanur.

Fasilitas selanjutnya yaitu Tempat Pembuangan Sampah Sementara atau TPSS yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Christine menyampaikan Sanur dilengkapi TPSS yang sudah menerapkan metode sustainability berupa pemisahan tempat pembuangan sampah domestik, B3 dan B3 medis. 

Christine mengatakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di The Sanur mampu mengolah air limbah sekitar 1.500 m3 per hari. Fasilitas ini didukung powerhouse yang mampu menampung hingga 20MVA serta tangki air tanah berkapasitas 4.000 m3, dan lima tempat penyimpanan sampah sementara termasuk limbah B3 Medis.

"Ke depannya, sampah organik yang dihasilkan dari satu area KEK Sanur akan  didaur ulang menjadi pupuk yang akan digunakan kembali di area Ethnomedicinal Botanic Garden. Selain itu, pengangkutan sampah dari TPSS nantinya dilakukan menggunakan electric vehicle," ucap Christine. 

Guna memenuhi kenyamanan dan kebutuhan pengunjung nantinya, lanjut dia, KEK Sanur juga dilengkapi dengan green area seluas 5,1 hektare bernama Ethnomedicinal Botanic Garden. Fasilitas ini memiliki beragam koleksi tanaman yang telah dikurasi sebagai representatif budaya, wilayah, dan tradisi yang mana saat ini sudah terdapat sekitar 1.460 tanaman buah-buahan dan obat-obatan. 

Christine menyampaikan konsep kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan juga akan diterapkan di area hotel yang berada di kawasan The Sanur, Bali Beach Hotel dan The Meru Sanur dengan menggunakan produk dengan bahan ramah lingkungan. Christine mencontohkan sikat gigi yang berasal dari material ramah lingkungan berupa bambu dan sendal hotel yang terbuat dari anyaman. 

"Selain itu, guna mengurangi sampah plastik, beverage yang ditawarkan di area hotel menggunakan botol kaca dan sedotan berbahan material ramah lingkungan berupa pati jagung," sambung Christine. 

Christine menyampaikan KEK Sanur juga mendukung program pemerintah menuju zero emission 2060 dengan mengurangi karbon emisi di area kawasan dengan menggunakan kendaraan listrik. Saat ini mobilitas di area kawasan menggunakan buggy car electric

Christine mengatakan HIN sebagai anggota holding BUMN pariwisata dan pendukung atau InJourney berkomitmen menghadirkan konsep green environment dan sustainability dalam setiap tahapan dan bussiness process di KEK Sanur.  Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan visi destinasi pariwisata kesehatan "World Class Medical and Wellness Destination" yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menjaga warisan budaya Bali.

"Hal ini juga Sejalan dengan visi InJourney Green "Becoming Leading Green Indonesia Tourism Corporation for Sustainable Destination Ecosystem" sebagai langkah mendorong pertumbuhan pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada dampak jangka panjang bagi sektor sosial, ekonomi dan lingkungan," kata Christine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement