REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, transformasi pada Kementerian BUMN telah membawa sejumlah perubahan, salah satunya peningkatan keterbukaan informasi publik (KIP). Erick menyampaikan, BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) yang sudah memasuki tahun keempat, menjadi salah satu upaya BUMN dalam meningkatkan transparansi terhadap publik.
"Ini bagian kita terus mendorong keterbukaan informasi sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik," ujar Erick melalui keterangan yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Peningkatan keterbukaan informasi pada Kementerian BUMN naik 2.500 kali lipat pada 2024 jika dibandingkan dengan 2019. Erick menyebut, saat ini hanya tersisa enam BUMN dengan status tidak informatif yakni Inalum, Perum Bulog, Reasuransi, Danareksa, PT Bahana Pembina Usaha Indonesia (BPUI) dan Asabri.
"Mungkin ada beberapa perusahaan seperti Danareksa juga tidak bisa memberikan informasi secara berkala. Tetapi kalau Bulog, saya rasa sekarang sangat informatif dengan kepemimpinan Pak Bayu, dia sudah melakukan sosialisasi yang baik," katanya.
Kementerian BUMN telah memiliki laporan keuangan secara konsolidasi untuk pertama kali sepanjang sejarah. Erick menyebut, berbagai inisiatif ini merupakan bentuk tanggung jawab BUMN terhadap publik.
"Keterbukaan informasi ini bagian dari penataan yang terus kita coba mendorong untuk bisa berlaku di semua BUMN dan alhamdulillah hari ini kita bisa saksikan banyak sekali BUMN yang terus bermigrasi untuk kebaikan," ucap Erick.