REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam meningkatkan keterbukaan informasi kepada publik. Erick menyampaikan transformasi terbukti telah mendorong BUMN untuk lebih terbuka dan transparan.
"Ini menjadi tanggung jawab BUMN terhadap publik. Untuk itu, keterbukaan informasi yang terus kita coba dorong bisa berlaku di semua BUMN," ujar Erick usai menghadiri acara BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Pada 2019 atau saat baru menjabat sebagai Menteri BUMN, hanya ada satu perusahaan BUMN dengan kategori informatif. Erick bersyukur mayoritas BUMN kini telah mendapat status kategori yang cukup baik dan baik.
Erick menyebut, saat ini hanya tersisa enam BUMN dengan status tidak informatif, yakni Inalum, Perum Bulog, Reasuransi, Danareksa, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), dan Asabri.
"Mungkin ada beberapa perusahaan seperti Danareksa juga tidak bisa memberikan informasi secara berkala, tetapi kalau Bulog saya rasa sekarang sangat informatif dengan kepemimpinan Pak Bayu, dia sudah melakukan sosialisasi yang baik," ucap Erick.
Erick mengaku akan memanggil direksi dari enam BUMN tersebut untuk mendengarkan penjelasan dari para direksi terkait status merah pada KIP BUMN. Erick meminta direksi-direksi BUMN yang masih belum informatif mampu berbenah dan memperbaiki ke depan.
"BUMN yang (KIP) masih merah minggu depan dipanggil direksinya, kenapa, apakah memang ingin tertutup, check and balance harus terjadi, saya dorong supaya BUMN semakin hari semakin transparan," kata Erick.