REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Presiden Kampus United In Diversity (UID) Kura Kura Bali, Tantowi Yahya, mengatakan, pembentukan kampus di kawasan ekonomi khusus (KEK) Kura Kura menjadi awal pembangunan pusat pendidikan yang ditargetkan Presiden Jokowi sejak 2022 lalu.
"Yang paling dahulu di KEK Kura Kura Bali ini, pusat pendidikan (kampus). Ini salah satu bangunan pertama yang berdiri dan langsung beroperasi, kira-kira baru 10 persen," kata Tantowi di Denpasar, Sabtu (2/3/2024).
Di sekitar bangunan kampus vokasi non gelar seluas satu hektare ini nantinya akan dibangun pusat pendidikan lain seperti sekolah internasional, bekerja sama dengan banyak pihak. "Nanti Insya Allah, Astungkara, ada sekolah perhotelan Swiss, sedang berkomunikasi, mereka akan jalankan sendiri dengan pihak lain," ujar Tantowi.
Ia mengatakan pusat pendidikan menjadi salah satu tujuan pembangunan prioritas di 500 hektare lahan KEK Kura Kura Bali. Namun pemerintah pusat menargetkan ilmu yang diajarkan adalah ilmu masa depan dan teknologi digital.
"Di sekitar sini akan dibangun pusat pendidikan yang muaranya ke ilmu baru, ilmu masa depan, maka disebut KEK Kura Kura Bali pusat ilmu-ilmu masa depan. Sekarang kan berkembang ilmu baru yang zaman kita kecil tidak ada seperti AI Genomic, itu akan difasilitasi di sini," kata dia.
Diketahui KEK Kura Kura Bali di kawasan Pulau Serangan, Denpasar, diresmikan Presiden Jokowi pada 2023 lalu dengan tujuan pengembangan pariwisata dan usaha kreatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia.
Rencana KEK Kura Kura meliputi pembangunan marina, hotel dan resor, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan, dan teknologi dengan target investasi Rp 104,4 triliun, dengan proyeksi 35.036 lapangan kerja langsung dan 64.817 lapangan kerja tidak langsung, kemudian diprediksi menghasilkan devisa 31,8 miliar dolar AS bagi Indonesia.
"Nah, diawali dengan pendirian kampus United in Diversity Bali sebagai tempat, kami menjelmakan berbagai kerja sama melalui pendidikan vokasi dan non gelar," kata Tantowi.
Ia menjelaskan, kampus ini dirancang sebagai tempat pembelajaran berbasis pembangunan berkelanjutan dengan mengamalkan konsep Tri Hita Karana, paham yang dianut masyarakat Hindu Bali ini diterima baik karena mempererat hubungan dengan pencipta, alam, dan sesama makhluk. Akhirnya selama perkembangannya dua tahun terakhir, berbagai pihak mempercayai pusat pendidikan pertama di KEK Kura Kura Bali ini.
Berbagai institusi memanfaatkan kampus sebagai pusat pembelajaran seperti Tsinghua Southeast Asia Center, Center of G20 Bali Global Blended Finance Alliance, UN-SDSN (United Nations - Sustainable Development Solutions Network), Rocky Mountain Institute Southeast Asia, TUS GBA, dan TiE (The IndUS Entrepreneurs) Indonesia Charger.