Kamis 29 Feb 2024 19:34 WIB

Pupuk Indonesia Segera Bangun Dua Pabrik Pupuk Berbasis Nitrat

Kebutuhan Pupuk NPK berbasis nitrat dalam negeri capai setengah juta ton per tahun.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Kebutuhan Pupuk NPK berbasis nitrat dalam negeri mencapai setengah juta ton per-tahun. (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kebutuhan Pupuk NPK berbasis nitrat dalam negeri mencapai setengah juta ton per-tahun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, akan dibangun dua pabrik pupuk NPK berbasis nitrat di Bontang dan Jawa Barat. Dua pabrik ini segera dibangun sebagai hilirisasi amonium nitrat yang diproduksi dalam negeri, salah satunya dari PT Kaltim Amonium Nitrat yang diresmikan Presiden Joko Widodo di Bontang, Kamis (29/2/2024) hari ini.  

Amonium Nitrat merupakan bahan baku utama produksi bahan peledak sektor komersial serta digunakan pembuatan pupuk NPK berbasis nitrat. "Mudah-mudahan dengan ini kita punya pabrik amonium nitrat, kita akan lanjutkan dengan membangun 2 pabrik NPK berbasis nitrat. Satu akan kita bangun disini (Bontang) karena dekat dengan pabrik ini, satu lagi kita bangun di Jawa Barat karena dekat dengan pasarnya," ujar Rahmat di sela peresmian PT KAN di Bontang.

Baca Juga

Rahmat mengatakan, adanya pabrik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan pupuk nasional. Hal ini juga yang ditekankan Presiden Jokowi saat peresmian guna mengurangi ketergantungan impor Pupuk NPK berbasis nitrat yang saat ini di angka 100 persen.

Rencananya, pabrik NPK berbasis nitrat di Kujang, Jawa Barat akan dibangun tahun ini dengan kapasitas 100 ribu ton dan NPK Nitrat di Pupuk Kaltim akan dibangun tahun depan. "Jadi nanti Pupuk Indonesia akan punya dua pabrik NPK berbasis nitrat, NPK berbasis nitrat itu untuk tanaman-tanaman terutama holtikultura semuanya pakai itu," ujarnya. 

Menurutnya, kebutuhan Pupuk NPK berbasis nitrat dalam negeri mencapai setengah juta ton per-tahun. Sehingga keberadaan produk dari pabrik pupuk berbasis nitrat ini akan terserap dengan baik di pasaran.

"Jadi konsep hilirisasi ini terus kita dorong, karena kalau bangun industri nggak bisa kita bangun pabrik NPK nitratnya dulu sebelum punya bahan baku. Kadi mesti berurutan kalau nggak nanti jadinya amoniak kita ekspor terus kita beli amonium nitrat jadi kan aneh. Kita teruskan dulu semuanya," ujarnya.

Untuk itu, produk amonium nitrat yang diproduksi PT KAN saat ini untuk bahan baku peledak perusahaan tambang. Rahmat menyebut peruntukkan amonium nitrat untuk bahan baku pupuk baru bisa direalisasikan setelah dibangunnya pabrik NPK berbasis nitrat. Rencananya, PT Pupuk Indonesia akan membangun dua pabrik NPK berbasis nitrat di Bontang dan Jawa Barat.

"Kalau ini yang dibangun untuk dua-duanya. Memang, setelah pabrik ini jadi, baru bangun pabrik NPK-nya kan. Jadi sampai nanti pabrik NPK jadi ya, mungkin 100 persen untuk bahan peledak tapi nanti ketika jadi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement