REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, lima truk amonium nitrat produksi pertama PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (29/2/2024) akan disuplai untuk menjadi bahan baku peledak perusahaan tambang di wilayah Kalimantan Timur.
"Pengiriman pertama itu ke customer tambang yang ada di Kalimantan Timur," ujar Rahmad di sela peresmian PT KAN di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024).
Rahmad menjelaskan, amonium nitrat bisa digunakan untuk bahan peledak maupun bahan baku pupuk NPK berbasis nitrat. Namun, produksi amonium nitrat pabrik patungan antara PT Pupuk Kaltim dengan PT Dahana saat ini diperuntukkan untuk pertambangan yang akan dikelola PT Dahana.
Rahmad menjelaskan, bahan peledak amonium nitrat ini disuplai ke PT Dahana karena Indonesia saat ini tidak bisa membeli bahan peledak dan meledakkannya sendiri tanpa ada perusahaan jasa.
"Dahana punya perusahaan jasa untuk meledakkan macam-macam utamanya tambang. Jadi tambang dikasih dinamit langsung rontok, blasting. Jadi suplai bahan peledak ini ke Dahana," ujar Rahmat.
Kendati begitu, Rahmat tidak menampik jika amonium nitrat dapat digunakan untuk banyak kebutuhan mulai dari bahan peledak, industri pertahanan, hingga bahan baku pupuk NPK berbasis nitrat. Hal ini juga yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo saat peresmian PT KAN untuk mendorong kemandirian pupuk guna ketahanan pangan.
"Memang sepertinya beliau sangat concern dengan ketahanan pangan. Jadi sepertinya memang tadi beliau minta ini dibangun lagi, lebih besar. Beliau langsung minta segera dihitung karena beliau tahu ini untuk pertahanan impor, untuk ketahanan pangan juga," ujarnya.
Penggunaan amonium nitrat untuk bahan baku pupuk baru bisa direalisasikan setelah dibangun pabrik NPK berbasis nitrat. Rencananya, PT Pupuk Indonesia akan membangun dua pabrik NPK berbasis nitrat di Bontang dan Jawa Barat.
Direktur Utama PT Dahana Wildan Widarman menyebut amonium nitrat PT KAN akan memasok kebutuhan berbagai kebutuhan perusahaan tambang. Dengan begitu, pasokan amonium nitrat yang dihasilkan PT KAN sekitar 75 ribu ton per tahun ini bisa mengurangi ketergantungan impor bahan peledak tambang.
"Jadi pangsa pasar kami untuk mencakup sektor pertambangan umum seperti batu bara dan emas. Kalau di konstruksi kita untuk terowongan, jalan tol, dan lain-lain. Jadi banyak sebenarnya, tapi memang yang paling banyak konsumsi amonia ini untuk sektor pertambangan umum," ujarnya.