Senin 19 Feb 2024 11:52 WIB

Tak Ingin Jadi Sejarah, Erick Minta Kantor Berita Antara Beradaptasi

Erick menyebut pameran foto ini membawa ke perjalanan sejarah Pers Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) didampingi Direktur Utama Perum LKBN Antara Akhmad Munir (kedua kanan) dan Direktur Komersil, Pengembangan Bisnis dan IT Jaka Sugiyanta Suryo (kanan) meninjau pembangunan Kompleks Antara Heritage Center di Jakarta, Ahad (18/2/2024). Pembangunan Kompleks Antara Heritage Center itu rencananya ditargetkan rampung pada akhir April 2024 mendatang.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) didampingi Direktur Utama Perum LKBN Antara Akhmad Munir (kedua kanan) dan Direktur Komersil, Pengembangan Bisnis dan IT Jaka Sugiyanta Suryo (kanan) meninjau pembangunan Kompleks Antara Heritage Center di Jakarta, Ahad (18/2/2024). Pembangunan Kompleks Antara Heritage Center itu rencananya ditargetkan rampung pada akhir April 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi karya-karya di pameran foto bertajuk "Pers, Demokrasi, dan Pembangunan" yang diadakan Perum LKBN Antara. Erick menyebut pameran foto ini membawa ke perjalanan sejarah Pers Indonesia.

"Banyak momen penting berhasil diabadikan dengan sangat baik. Terima kasih dan selamat untuk rekan-rekan jurnalis foto, keren," ujar Erick melalui akun Instagram, @erickthohir pada Senin (19/2/2024).

Baca Juga

Erick menyampaikan, pers menjadi bagian penting dalam memberitakan kejadian pada saat peristiwa itu terjadi. Dengan era digitalisasi, ucap Erick, keterbukaan pers ini sesuatu yang tentu konteksnya sangat luas, tetapi intisari kita sebagai sebuah bangsa yang bersatu, bersahabat, yang terus memperjuangkan kepentingan pemerintahan yang baik dan tentu kepentingan kepada rakyatnya.

"Itu menjadi stabilisasi yang harus dijaga Antara," ucap Erick. 

Erick menekankan hal penting untuk terus membangun persepsi yang bersahabat dan terbuka kepada pemikiran. Namun, tidak memecah belah bangsa ini.

"Jangan sampai Antara jadi sejarah. Antara harus benar-benar bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan industri pers yang hari ini terjadi di seluruh dunia," kata Erick. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement