REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan, dibuka melemah karena data indeks harga produsen (IHP) Amerika Serikat (AS) naik lebih dari perkiraan. Pada awal perdagangan Senin (19/2/2024) pagi, rupiah dibuka tergelincir 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 15.638 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.624 per dolar AS.
"Dolar AS menguat setelah indeks harga produsen AS naik lebih dari perkiraan," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Senin (19/2/2024).
Josua menuturkan, IHP AS pada Januari 2024 meningkat menjadi 0,3 persen month on month (mom), lebih tinggi dari ekspektasi 0,1 persen mom, dan naik dari bulan sebelumnya, minus 0,1 persen mom.
Secara tahunan, indeks harga produsen AS sedikit turun menjadi 0,9 persen year on year (yoy) dari 1,0 persen yoy. IHP AS yang lebih tinggi pada Januari 2024 didorong oleh kenaikan harga di sektor jasa.
Pelaku pasar juga menantikan kejelasan waktu penurunan suku bunga kebijakan AS atau Fed Funds Rate (FFR) pada 2024.
Sepanjang pekan lalu, rupiah sempat menguat di awal pekan, namun kemudian melemah usai pemilihan umum (pemilu) RI, sejalan dengan menurunnya kinerja ekspor Indonesia akibat melemahnya permintaan batu bara China pada Januari 2024.
Pada Januari 2024, ekspor Indonesia sebesar 20,52 miliar dolar AS, turun 8,34 persen dibanding Desember 2023 (mom) atau turun 8,06 persen dari periode yang sama tahun lalu (yoy).
Sementara, volume perdagangan obligasi Pemerintah Indonesia mencatat rata-rata Rp 29,21 triliun pada pekan lalu, lebih tinggi dibandingkan volume pekan sebelumnya, sebesar Rp 23,55 triliun.
Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia turun Rp 1,24 triliun menjadi Rp 839 triliun (14,63 persen dari total penyebaran) pada 13 Februari 2024. Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.600 per dolar AS sampai dengan Rp 15.700 per dolar AS pada perdagangan hari ini.