REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara mengalami resesi tahun lalu. Hal ini karena mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi selama beberapa kali berturut-turut. Negara tersebut di antaranya Jepang dan Inggris.
Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi, perlambatan ekonomi global akan berlanjut tahun ini. Beberapa negara seperti China dan Amerika Serikat (AS) pun diperkirakan melanjutkan tren perlambatannya.
"Kalau melihat prediksi IMF, China, AS, melambat tahun ini dibandingkan tahun kemarin. Sedangkan Eropa relatif stagnan," ujar Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (Core) Mohammad Faisal kepada Republika, Ahad (18/2/2024).
Ia menyebutkan, berdasarkan data IMF, China yang tahun lalu tumbuh di kisaran lima persen akan turun di kisaran 4,5 persen tahun ini. Lalu pertumbuhan ekonomi AS yang sebelumnya sekitar dua persen diprediksi menjadi 1,6 persen pada 2024.
"Pada dasarnya, ada perlambatan di China dan AS. Jadi cenderung lebih lambat, beberapa sudah masuk ke zona minus seperti Inggris dan Thailand," jelas dia.
Faisal mengaku belum melihat secara detail negara mana lagi yang berpotensi resesi. Hanya saja, kata dia, kemungkinan negara yang masuk jurang resesi tetap ada.
"Kemungkinan ada negara-negara tertentu yang juga kena resesi kalau melihat dari perlambatan global sekarang," katanya.
Seperti diketahui, sejumlah negara yang perekonomiannya tengah menurun itu merupakan mitra dagang Indonesia, maka dikhawatirkan bakal berdampak ke negeri ini.
Faisal menjelaskan, kondisi itu berpotensi pula memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perlambatan ekspor. Core Indonesia, sambung dia, memprediksi ekonomi nasional tumbuh sekitar 4,9 persen sampai lima persen tahun ini.