REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makin tingginya minat masyarakat akan kendaraan listrik mendorong pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen serius mempercepat ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB). Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, juga sedang berusaha agar pengolahan limbah baterai kendaraan listrik tidak mencemari dan merusak alam.
"Kami sedang mendorong lagi bagaimana penggunaan EV ini tak hanya menggunakan short battery tapi ada recycle battery (baterai daur ulang). Karena nikel itu kan suatu hari akan habis," ujar Erick Thohir saat ditemui di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Ahad (18/2/2024).
Menurutnya, sambung Erick, dengan adanya baterai daur ulang ini bisa digunakan lebih dari 90 persen kendaraan listrik. Ia menambahkan, satu kota bisa bebas polusi bila kendaraan yang digunakan aman untuk polusi. Sehingga, salah satu solusinya adalah kendaraan listrik berupa motor dan mobil.
"Nanti ke depannya juga dikembangkan bioetanol atau biodiesel atau hidrogen," ujar Erick.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan niatan untuk meningkatkan insentif bagi industri mobil listrik dalam upaya mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Meskipun saat ini belum ada keputusan konkret terkait penambahan insentif tersebut, pemerintah telah mengambil langkah awal dengan mengurangi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk mobil listrik.
Menurut dia, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia di pasar global, terutama ketika semua komponen kendaraan, termasuk baterai, diproduksi secara lokal. Saat ditanya mengenai insentif untuk kendaraan umum listrik, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah akan mendorong segala jenis kendaraan listrik untuk diproduksi di Indonesia.