Rabu 31 Jan 2024 11:19 WIB

Sepanjang 2023, BRI Bukukan Laba Rp 60,4 Triliun

Keberhasilan BRI tak terlepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh 11,2 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, di tengah ketidakpastiaan perekonomian global pada 2023, BRI tetap bisa menjaga pertumbuhan secara impresif. (ilustrasi)
Foto: Dok. BRI
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, di tengah ketidakpastiaan perekonomian global pada 2023, BRI tetap bisa menjaga pertumbuhan secara impresif. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2023. BRI mencatatkan laba Rp 60,4 triliun pada 2023, kinerja laba BRI secara grup pun tumbuh double digit 17,5 persen pada 2023.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, di tengah ketidakpastiaan perekonomian global pada 2023, BRI tetap bisa menjaga pertumbuhan secara impresif. Pencapaian cemerlang lainnya, BRI  berhasil mencatatkan aset Rp 1.965 triliun hingga Desember 2023, atau naik 5,3 persen dari tahun sebelumnya (yoy).

Baca Juga

"Hingga akhir Desember 2023 BRI catatkan aset Rp 1.965 triliun, diiringi perolehan laba Rp 60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen secara year on year. Jika ditanya apa yang menjadikan laba BRI terus tumbuh dan mencapai Rp 60,4 triliun, ini karena BRI dikelola secara profesional dengan mengedepankan prinsip-prinsip GCG yang benar," kata Sunarso dalam Konferensi Pers yang diikuti secara daring, Rabu (31/1/2024).

Sunarso menambahkan, keberhasilan BRI juga tak terlepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh 11,2 persen yakni sebesar Rp 1.266,4 triliun yoy pada Desember 2023. Dari jumlah tersebut, 84,4 persen atau Rp 1.068,7 triliunnya didapatkan dari penyaluran kredit UMKM. Pertumbuhan kredit yang double digit tersebut, lanjut Sunarso, berdampak baik ke pendapatan bunga yang tercatat senilai Rp 188,1 triliun atau naik 16,9 persen secara tahunan (yoy).

Sepanjang 2023, BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit dengan rasio non performing loan (NPL) atau kredit macet sebesar 2,95 persen. Sementara untuk mencatatkan NPL coverage BRI mencatat sebesar 229,09 persen. "NPL di bawah 3 persen ini artinya kita hati-hati kelola kredit sebagai bank yang fokus ke pinjaman usaha kecil menengah," kata Sunarso.

Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI berhasil menghimpun sebesar Rp 1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen secara tahunan. Dari total dana yang dihimpun itu khusus untuk dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) 64,4 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement