Senin 29 Jan 2024 23:42 WIB

Usulan Pelabelan Produk Pro-Palestina, Ini Saran YLKI

Jika ada pelabelan itu justru produk jadi eksklusif, padahal konsumennya universal.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Pedagang menjual pernak pernik bendera Palestina saat aksi solidaritas global untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (13/1/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang menjual pernak pernik bendera Palestina saat aksi solidaritas global untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (13/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyarankan dukungan keberpihakan terhadap perjuangan rakyat Palestina tidak ditunjukkan secara ofensif melalui label dalam produk. 

Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, dukungan bisa disampaikan dalam bentuk pernyataan sikap maupun kontribusi pemberian bantuan ke masyarakat Palestina.

Baca Juga

Hal ini disampaikannya berkaitan usulan Sekjen Koalisi Perempuan Global Al Quds-Palestina atau Global Women Coalition for Quds and Palestine (GWCQP) yang ingin memberi stempel pro Palestina kepada produk-produk yang mendukung tujuan Palestina dalam konferensi di Doha, Qatar pada 1-2 Maret mendatang. 

"Menurut saya, ndak perlu seperti itu. Untuk menunjukkan keberpihakan tidak harus ofensif di produk, bisa via kontribusi ke Palestina, pernyataan sikap, dan lainnya," ujar Tulus kepada Republika, Senin (29/1/2024).

Tulus menilai, dari sisi konsumen, pemberian stempel atau label pro-Palestina sesuai yang absah. Hal ini karena merupakan hak konsumen untuk mendapatkan informasi. Sebagaimana dijamin dalam UU Perlindungan Konsumen yakni konsumen berhak untuk mengimplementasikan sikap ideologinya, termasuk memboikot suatu produk tertentu.

Namun demikian, Tulus khawatir jika dilakukan justru produk tersebut menjadi eksklusif. "Saya khawatir produk tersebut nanti menjadi produk yang eksklusif, dan bisa merugikan produsennya. Kan yang menggunakan produk tersebut bersifat universal. Jadi sebaiknya dihitung untung ruginya," ujarnya.

Global Women Coalition for Quds and Palestine (GWCQP) akan memberikan label pada produk yang mendukung tujuan Palestina dalam salah satu dari delapan program yang dipamerkan di Konferensi yang akan digelar di Doha, Qatar pada 1 dan 2 Maret mendatang. Sehingga masyarakat tahu produk-produk yang berada di sisi Palestina.

Sekretaris Jenderal GWCQP Rabab Awad mengatakan ada beberapa program yang akan menjadi fokus konferensi, yakni penyintas tunggal, pendidikan, label tujuan Palestina, dan donasi.

Rabab menjelaskan penyintas tunggal adalah anak yang kehilangan seluruh anggota keluarganya. Kategori yang belum pernah masuk lembaga kemanusiaan lainnya.

"Kami ingin memberi kehidupan bagi mereka, hidup ini menyenangkan tidak hanya perang," kata Rabab saat berkunjung ke kantor Republika, Kamis (25/1/2024), didampingi Ketua Bidang Humas Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsa (KPIPA), Sri Vira Candra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement