Senin 29 Jan 2024 01:19 WIB

Penyaluran Bansos Sembako dan PKH di Yogyakarta Mencapai 96 Persen

Penyaluran bansos tersebut dilakukan selama dua hari.

Petugas Pos Indonesia melakukan verifikasi data keluarga penerima manfaat (KPM) bansos, Ahad (28/1) di Yogyakarta.
Foto: PT. Pos Indonesia
Petugas Pos Indonesia melakukan verifikasi data keluarga penerima manfaat (KPM) bansos, Ahad (28/1) di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN-- Penyaluran Bansos Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Yoyakarta melalui PT Pos Indonesia (Persero) Trwiulan IV mencpai 96 persen. Bantuan itu juga diberikan kepada warga di Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, pada akhir Desember 2023.

Branch Manager Kantor Pos KCP Pakem, Opfiyanto, memastikan 180 keluarga penerima manfaat (KPM) mendapatkan Bansos Sembako dan PKH. Penyaluran bansos tersebut dilakukan selama dua hari.

Baca Juga

"Alhamdulillah, kemarin KCP Pakem diberi kepercayaan untuk menyalurkan kurang lebih 180-an KPM di wilayah Kapanewon Pakem," ujar Opfiyanto, melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (28/1) malam.

Opfiyanto menjelaskan, penyaluran bansos sembako dan PKH di Kapanewon Pakem berjalan dengan lancer, dan terealisasi hingga 96 persen.

"Untuk proses penyaluran seperti biasa, kami menerima daftar dari KCU Yogyakarta, langsung daftar nominatif, dan SP undangan. Itu kami bagikan ke kelurahan. Kemudian, dibantu dari pihak kelurahan untuk menyebarkan undangan tersebut ke KPM. Setelah diberi undangan, KPM diminta untuk datang ke kantor pos," ujarnya.

"Waktu penyaluran bantuannya selama dua hari. Alhamdulillah, selama penyaluran itu kami mencapai kurang lebih 96 persen," lanjutnya.

Opfiyanto juga menjelaskan penyaluran tersebut tidak bisa terealisasi 100 persen karena kondisi KPM yang tidak memungkinkan menerima bantuan. Salah satunya, KPM yang sudah meninggal dunia dan juga sudah dinilai masuk dalam golongan mampu oleh pihak desa.

Pada kesempatan itu, Opfiyanto juga menjelaskan jumlah nominal bantuan yang diterima para KPM berbeda-beda. Terutama untuk bansos PKH. Nominal dana yang diterima berbeda-beda karena dihitung berdasarkan komponen anggota keluarga.

Sementara itu, jumlah nominal bansos sembako yang diterima setiap KPM tidak berbeda. Masing-masing KPM akan dibagikan Rp. 600 ribu.

"Untuk bansos sembako, KPM menerima Rp. 600 ribu. Kalau untuk bantuan PKH bervariasi, bermacam-macam. Karena penerima PKH itu ada unsurnya sendiri-sendiri. Jadi berbeda-beda nominalnya. Ada yang Rp. 225 ribu, ada yang Rp. 370 ribu," tutur Opfiyanto.

Dalam penyaluran bantuan, Opfiyanto memastikan pihaknya selalu menggunakan aplikasi Pos Giro Cash. Aplikasi tersebut dilengkapi teknologi face recognition dan geo tagging untuk memvalidasi data para KPM dan kediamannya.

"Selama ini, teknis penyalurannya sama dengan bantuan lain. Kami masih menggunakan aplikasi PGC (Pos Giro Cash)," jelasnya.

Adapun metode pembayarannya yang diterapkan sama seperti saat menyalurkan bantuan-bantuan lainnya. "KPM bawa undangan ke Kantor pos. Nanti ada petugas verifikasi yang datang untuk memverifikasi KPM terlebih dulu sebelum membagikan bantuan," lanjutnya.

"Kemudian, KPM datang ke juru bayar. Juru bayar mencocokkan KTP dan undangan sama danom. Kemudian, melalui aplikasi kami melakukan foto, identitas atau KTP nya KPM. Kalau sudah cocok kita menyerahkan uang sekalian sama foto KPM melalui aplikasi PGC," tutur Opfiyanto.

Opfiyanto pun berharap agar Pos Indonesia bisa terus mendapat kepercayaan untuk melakukan penyaluran bantuan. Ia memastikan pihaknya siap untuk terus memberikan pelayanan terbaik dalam menyalurkan bantuan ini.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan KCP Pakem masih diberi kepercayaan untuk menyalurkan bantuan. Kami akan selalu berusaha untuk menyalurkan bantuan tepat sasaran, tepat penerimanya. Kami selalu berkoordinasi dengan pihak kelurahan di Kapanewon Pakem," tutup Opfiyanto.

 

 

Ungkapan Bahagia

Rasa bahagia diungkapkan salah satu keluarga penerima manfaat (KPM) warga Kapanewon, Boiman. Ia mengaku sangat senang karena mendapat bantuan tersebut. Apalagi, bantuan ini diantar langsung oleh petugas Kantor pos ke rumahnya.

"Alhamdulillah, dengan adanya bantuan PKH dari pemerintah, kami merasa sangat terbantu. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk juga untuk memberikan uang saku kepada anak yang sekolah," ujar Boiman.

"Uang ini juga kami gunakan untuk antar jemput anak bersekolah. Pagi, saya mengantarkan anak, sore saya juga menjemput anak. Jadi dana ini juga untuk beli bahan bakar sepeda motor. Bantuan ini besar sekali manfaat bagi keluarga saya," sambungnya.

Boiman telah mendapatkan Rp. 1,7 juta dari bantuan ini. Ia memastikan bantuan ini juga akan digunakan untuk membeli kebutuhan yang bisa memenuhi gizi keluarga dan anaknya.

"Saya mendapatkan Rp. 1,7 juta. Karena bantuan ini merupakan program keluarga harapan dan diharapkan keluarga bisa hidup sehat, dana bantuan ini saya pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk peningkatan gizi keluarga dan juga untuk anak yang sekolah," kata Boiman.

Boiman juga mengaku tidak kesulitan saat mendapat bantuan ini. Bahkan, prosesnya sangat mudah dan tidak dipersulit petugas Kantor pos.

"Saya merasa dipermudah. Petugas kantor pos hanya meminta saya untuk menunjukkan kartu tanda penduduk atau KTP. Kemudian, KTP saya dicek sesuai dengan NIK atau tidak," ungkap Boiman.

"Terimakasih kepada Pak Jokowi selaku kepala negara atau Presiden Republik Indonesia dan juga terima kasih kepada pihak Pos Indonesia yang sudah menyalurkan bantuan ini kepada keluarga kami. Bantuan ini benar-benar bermanfaat bagi keluarga kami," katanya.

Ungkapan syukur juga diucapkan KPM lainnya bernama Mijo. Ia merasa bantuan yang didapatnya ini sangat bermanfaat bagi kehidupan keluarganya.

"Bagi saya, bantuannya bermanfaat sekali. Terutama untuk orang yang tidak mampu seperti saya. Bantuan ini juga bisa membantu perekonomian keluarga," kata Mijo.

Mijo menjadi salah satu KPM yang menerima bantuan melalui metode penyaluran door to door alias langsung diantar ke rumah. Ia mengaku tidak bisa mengambil bantuan tersebut ke Kantor pos karena keterbatasan fisik.

"Dulu saya kecelakaan di tambang pasir. Waktu nambang, kena longsoran tebing," aku Mijo.

Saat ini, Mijo harus memakai kaki palsu karena kecelakaan yang dialaminya. Ia pun kesulitan berjalan sehingga tidak bisa mengunjungi Kantor pos. Karena itu, ia bersyukur bisa mendapat pelayanan door to door dari kantor pos.

"Sangat senang. Apalagi, saya sangat sulit untuk datang langsung ke Kantor pos mengambil bantuan. Apalagi, saat ini sedang musim hujan. Kondisi ini berpengaruh buat kaki palsu yang saya gunakan," katanya.

Mijo memastikan bantuan ini akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan anaknya bersekolah. "Saya akan gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah. Saya akan beli buku dan beras," kata Mijo.

"Saya berterima kasih kepada kantor pos karena sudah mengantar bantuan ini dan bisa melayani masyarakat dengan baik," tuturnya.

 

sumber : PT. Pos Indonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement