REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Seorang investor asal Dubai yang merupakan Direktur Silver Height Real Estate, Samir Ahmed Munshi berencana berinvestasi di kawasan wisata Desa Selong Belanak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Samir akan mengembangkan hotel bintang 3, 4, dan 5 di wilayah Lombok Tengah bagian selatan untuk mendukung pengembangan pariwisata," kata investor asal Australia yang merupakan pemilik Tropik Resort dan Villa di Lombok Michael Martin, di Praya, Sabtu (27/1/2024).
Ia mengatakan dirinya telah melakukan komunikasi dengan Samir dan direncanakan akan datang ke Lombok pada awal Februari 2024, untuk bertemu pemerintah daerah dan pejabat lainnya.
Hal itu sebagai bentuk komitmen untuk melakukan investasi di Lombok Tengah, karena destinasi wisata pantai cukup indah.
"Selain membangun hotel, kami akan membangun pusat perbelanjaan dan fasilitas terkait wisata lainnya," katanya lagi.
Dengan adanya pembangunan tersebut, Lombok bisa menjadi salah satu dari tujuan wisata terbesar di dunia. Banyak investor yang mau masuk, namun banyak lahan di Desa Selong Belanak ini bermasalah, sehingga diharapkan pemerintah bisa mendukung investor yang akan mau membangun.
"Jangan sampai banyak lahan kosong, tetapi tidak mau dibangun," katanya pula.
Ia mengatakan luas lahan yang akan dikembangkan untuk pembangunan hotel dan restoran serta pusat perbelanjaan itu sekitar 20 hektare. Dia termotivasi mengembangkan Lombok Tengah bagian selatan, karena memiliki pantai yang indah, seperti Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun, Pantai Torok Aik Belek, dan Pantai Mawi.
"Kami tetap melibatkan warga lokal untuk bekerja, meskipun ada warga luar," katanya lagi.
Dia mengatakan, pihaknya juga melaksanakan program Lombok Alive yang mencakup program sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat agar dapat bekerja di bidang konstruksi dan pelayanan hotel.
Pihaknya telah mengembangkan program bernama Maju Bersama yang akan meningkatkan keterampilan konstruksi para pekerja dan membuat mereka siap bekerja dengan pengembangan profesional.
"Warga yang dilatih ini mendapatkan sertifikat dan setiap pengembang wajib merekrut minimal 50 persen tenaga kerja lokal. Kami butuh dukungan pemerintah untuk peningkatan infrastruktur jalan, terutama masyarakat jaringan irigasi agar tidak banjir," katanya pula.