Rabu 24 Jan 2024 17:10 WIB

Ini Yang Perlu Diperhatikan Saat Putuskan Gunakan Mobil Listrik

Mobil listrik tak cuma soal teknologi, tapi juga perilaku penggunanya.

Mobil listrik Toyota bZ4X.
Foto: Toyota
Mobil listrik Toyota bZ4X.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Di antara sejumlah hal yang perlu diperhatikan seseorang saat memutuskan untuk mengendarai mobil listrik, waktu dan rencana perjalanan merupakan salah duanya, begitu menurut General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto.

"Andaikata bepergian, ke SPBU isi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus isi ulang daya, artinya ada yang harus ada pengorbanan waktu. Nah memang penyesuaian perilaku itu yang perlu," ujar dia di xEV Center, Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga

Irwin mengatakan pengguna mobil listrik perlu merencanakan perjalanannya termasuk menghitung kecukupan baterai mobil dengan jarak yang akan ditempuh.

"Harus sudah lebih terencana mau ke mana. Dia bisa mengestimasi kilometer tersisa berapa kan ada informasinya. Misalnya akan menempuh 100 km–200 km, baterai cukup enggak, apakah perlu diisi lagi. Amannya sampai rumah diisi ulang, itu pun kalau cukup di rumah ada fasilitas isi dayanya," jelas dia.

Berbicara pengisian daya untuk kendaraan listrik di rumah misalnya, setidaknya diperlukan kapasitas daya minimal 3000 VA.

Pembahasan mengenai pentingnya perilaku berkendara dalam konteks mobil listrik juga disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam dalam kesempatan yang sama. Dia lalu menuturkan tentang pentingnya perilaku berkendara yang aman.

"Khusus untuk mobil listrik ini, perilaku penggunanya harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar dia yang juga berpendapat ke depannya diperlukan revolusi berkendara.

Bob Azam lalu mengatakan, nantinya tidak menutup kemungkinan kendaraan listrik menjadi alat transportasi alternatif masyarakat misalnya di perkotaan.

"Mungkin akan jadi kendaraan alternatif di perkotaan, bisa diisi daya di rumah. Mungkin dimulai dengan yang sifatnya praktis seperti itu. Kita juga masih menerka-nerka," demikian kata dia.

Kemudian, berbicara tentang teknologi baterai menyentuh penggunaan nikel, dia menuturkan Toyota mempertimbangkan keefisienan teknologi dan mencari solusi untuk mendukung industri nikel di Indonesia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement