Rabu 17 Jan 2024 07:23 WIB

Setelah Sertifikasi Gran Max Dicabut, Sanksi Lanjutan Menanti Daihatsu

Daihatsu tidak bisa memproduksi massal Gran Max dan dua model lainnya.

Pemerintah dapat menjatuhkan hukuman lebih lanjut seiring dengan berlanjutnya penyelidikan.Daihatsu tidak akan bisa memproduksi tiga model sampai mendapat sertifikasi baru dari pemerintah.
Foto: Youtube MBS News
Pemerintah dapat menjatuhkan hukuman lebih lanjut seiring dengan berlanjutnya penyelidikan.Daihatsu tidak akan bisa memproduksi tiga model sampai mendapat sertifikasi baru dari pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO – Pemerintah Jepang telah bertindak secara serius terhadap skandal Daihatsu karena pengabaian sistem terhadap keselamatan yang sudah mengakar dalam perusahaan tersebut dengan mencabut sertifikasi tiga model yang dibuat oleh Daihatsu Motor.

Langkah yang diumumkan pada hari Selasa (16/1/2024) oleh Kementerian Perhubungan tersebut bersamaan dengan perintah perbaikan dan menyerukan perombakan organisasi dan rencana untuk mencegah hal serupa terjadi lagi. Pemerintah dapat menjatuhkan hukuman lebih lanjut seiring dengan berlanjutnya penyelidikan.

Baca Juga

Kementerian Perhubungan Jepang  Selasa (16/1/2024) mencabut sertifikasi keselamatan tiga model Daihatsu setelah memanipulasi uji keselamatan  Model yang terkena dampak adalah  Gran Max milik Daihatsu, TownAce milik Toyota, dan Bongo milik Mazda Motor. Daihatsu tidak akan bisa memproduksi ketiga model itu sampai mendapat sertifikasi baru dari pemerintah.

Produksi di pabrik Daihatsu di Jepang masih dihentikan sejak akhir bulan lalu setelah panel independen yang menyelidiki perusahaan tersebut menemukan masalah yang melibatkan 64 model, termasuk hampir dua lusin model yang dijual dengan merek Toyota

Daihatsu, yang telah menjadi anak perusahaan sepenuhnya Toyota sejak tahun 2016, populer dengan jajaran kendaraan berukuran kecil di Jepang dan Asia Tenggara. Pesaingnya antara lain Suzuki Motor, yang memiliki pangsa pasar sangat besar di India.

Investigasi yang terungkap bulan lalu menemukan bahwa pelanggaran yang dilakukan Daihatsu mencakup masalah seperti laporan palsu tentang uji benturan sandaran kepala dan kecepatan pengujian untuk beberapa model.

Laporan tersebut menemukan bahwa kasus-kasus pelanggaran sangat umum terjadi setelah tahun 2014 dan, untuk salah satu kendaraan Daihatsu yang dihentikan produksinya, kasus ini terjadi pada tahun 1989.

Sementara itu, Toyota Motor Jepang berencana mengumumkan dalam waktu sekitar satu bulan ke depan langkah-langkah untuk merombak Daihatsu Motor setelah ditemukan kecurangan dalam uji keselamatan tabrakan.“Kami menangani hal ini dengan sangat serius,” kata CEO Toyota Koji Sato kepada wartawan di Tokyo, Selasa (16/1/2024).

sumber : Nikkei Asia/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement