Selasa 16 Jan 2024 11:52 WIB

Investasi Asing Dinilai Belum Optimal Lakukan Transfer Teknologi

Hal ini tak lepas dari kebutuhan ekonomi Indonesia terhadap peningkatan teknologi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Penumpang berjalan untuk keluar Stasiun MRT Blok M, Jakarta, Selasa (26/12/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Penumpang berjalan untuk keluar Stasiun MRT Blok M, Jakarta, Selasa (26/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peringatan 50 tahun peristiwa Malari atau Malapetaka 15 Januari 1974 dinilai perlu menjadi titik evaluasi keberadaan investasi di Indonesia. Hal ini untuk menakar sejauh mana manfaat yang diberikan investasi asing di Indonesia.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, salah satu yang perlu menjadi perhatian investasi asing saat ini adalah memastikan terjadinya transfer teknologi dari perusahaan asing kepada Indonesia. "Hal ini tidak lepas dari kebutuhan sektor perekonomian Indonesia kepada peningkatan teknologi, yang diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi," ujar Josua kepada Republika, Selasa (16/1/2024).

Baca Juga

Josua pun merunut sejarah investasi Indonesia, yang hingga saat ini belum ada transfer teknologi optimal untuk proses-proses manufaktur. 

Josua pun mengingatkan peristiwa Malari pada tahun 1974 terjadi salah satunya akibat penolakan mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat untuk menolak adanya investasi asing. "Bila dilihat dari perspektif di tahun tersebut  penolakan investasi asing didasarkan pada kekhawatiran akan penguasaan sumber daya Indonesia oleh asing," ujarnya.

Namun demikian, pada era globalisasi dan keterbukaan saat ini, kekhawatiran tersebut kurang relevan. Terutama karena saling interkoneksinya perekonomian satu sama lain, sehingga penguasaan sumber daya yang dominan cenderung terbatas.

Untuk itu, pemerintah perlu menggarisbawahi dan memikirkan investasi asing agar memberikan manfaat dengan  memastikan terjadi transfer teknologi kepada Indonesia. "Di negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China, transfer teknologi terbukti dapat menjadi sumber pertumbuhan sektor manufaktur di negara tersebut," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement