Jumat 05 Jan 2024 21:56 WIB

CEO McDonald's Akui Pasar dan Jaringan Waralabanya Terpukul Aksi Boikot

McD diboikot setelah waralabanya di Israel menyumbangkan makanan ke tentara IDF.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Logo McD. Waralaba McDonald's di berbagai negara terpukul akibat aksi boikot pendukung Palestina.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Logo McD. Waralaba McDonald's di berbagai negara terpukul akibat aksi boikot pendukung Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengakui bahwa gerakan boikot yang membidik restoran cepat saji McDonald’s dalam rangka mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza memberikan dampak besar. Dia menyebut, pasar dan jaringan waralaba McDonald’s di seluruh dunia, termasuk Timur Tengah, terimbas seruan boikot tersebut.

“Saya menyadari bahwa beberapa pasar di Timur Tengah serta beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis yang berarti akibat perang dan misinformasi terkait yang memengaruhi merek seperti McDonald’s,” kata Kempczinski dalam sebuah unggahan di platform LinkedIn, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

“Ini mengecewakan dan tidak berdasar. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh pemilik-operator lokal yang bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warganya,” ujar Kempczinski.

Setelah unggahan Kempczinski beredar, waralaba McDonald’s di Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Yordania, Mesir, Oman, Arab Saudi, dan Lebanon mengeluarkan pernyataan yang menyangkal hubungan mereka dengan waralaba Israel. 

“Sehubungan dengan pemberitaan bahwa McDonald’s di Israel menyumbangkan makanan. Kami menegaskan bahwa ini adalah keputusan individu mereka,” kata waralaba McDonald’s di Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

“Baik McDonald’s global, kami, maupun negara lain tidak memiliki peran atau hubungan dengan keputusan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tambah waralaba McDonald’s di Saudi.

Warga Saudi, Jawaher Abdulrahman, mengungkapkan, keputusan untuk memboikot McDonald’s adalah keputusan yang mudah diambil. “Kami akan memboikot karena warga Palestina kelaparan oleh Israel dan McDonald’s mengirimkan makanan gratis kepada (tentara Israel Defense Force atau IDF). Pasar lokal bisa melakukan apa yang dilakukan Rusia ketika segala sesuatunya ditarik dari mereka. Mereka bisa mengubah citranya dan semua orang akan mendukung mereka,” ujar Abdulrahman ketika diwawancarai Al Arabiya.

Abdulrahman menyebut bahwa dia akan melanjutkan aksi boikot terhadap McDonald’s dan perusahaan-perusahaan lain yang mendukung Israel.

“Merek-merek ini secara terbuka mendukung Israel, jadi kami akan terus melakukannya kecuali mereka tiba-tiba memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan Israel,” ucapnya.

Sementara itu, warga Kuwait, Shahed Helmy, mengatakan, pernyataan yang diunggah Chris Kempczinski menunjukkan bahwa aksi boikot memberikan efek signifikan dan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kesadaran tentang perang Israel di Gaza.

“Saat ini, masyarakat berada pada titik di mana mereka telah menyaksikan kekejaman yang sangat besar di Gaza dan hal ini tidak dapat dimaafkan. Mereka akan mengingat apakah Anda mendukung genosida atau tidak. Jika Anda mendukung genosida, mereka akan memastikan Anda tidak melupakannya, dan itulah tujuan saya,” ungkap Helmy.

“Satu-satunya cara untuk menyampaikan pesan kami adalah dengan menyampaikan bahasa mereka, yaitu melalui uang, dan kami memastikan bahwa mereka akan kehilangan banyak uang. Satu-satunya cara agar mereka dapat mengubah cara hidup mereka adalah jika keadaan terus memburuk. Keberadaan mereka sepenuhnya bergantung pada dukungan kita,” ujar Helmy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement