REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Real Estate Indonesia (REI) Papua mengusulkan adanya penambahan kuota rumah subsidi pada wilayah setempat, mengingat banyaknya minat masyarakat mencari penghunian tersebut. Sekretaris DPD REI Papua, Akbar Arif mengatakan, pembangunan rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga Oktober 2023 sebesar 80 persen atau 1.521 unit dari kuota sebanyak 2.000 unit.
“Melihat hal ini kami sangat yakin kebutuhan akan rumah pada 2024 ini akan semakin besar, sehingga perlu adanya tambahan kuota subsidi,” katanya, Jumat (5/1/2024).
Menurut Akbar, pihaknya meyakini penjualan properti, terutama perumahan subsidi di Papua akan terus tumbuh.
“Kami sangat optimistis pada 2024 ini penjualan properti akan bagus, karena perekonomian sudah semakin membaik pascapandemi COVID-19,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya juga berharap adanya kenaikan harga rumah subsidi naik sebesar 10 persen dari harga yang berlaku saat ini sebesar Rp 234 juta per unit.
“Meskipun telah memasuki tahun politik, namun hal itu tidak mempengaruhi penjualan properti, terutama perumahan,” katanya.
Dia menambahkan, termasuk juga pada perumahan komersil tidak terpengaruh namun menjadi kendala harga tanah yang semakin mahal serta pengurusan perizinan sedikit rumit, terkait tata ruang.
"Kami berharap pemerintah bisa melihat kebutuhan rumah bagi masyarakat khususnya berpenghasilan rendah," ujarnya.