REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sentimen pasar keuangan cenderung positif dengan didukung harapan berakhirnya kenaikan suku bunga global dan dipengaruhi peluncuran berbagai insentif di China. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan perkembangan tersebut mendorong penguatan pasar keuangan.
“Investor luar negeri mulai kembali ke pasar emerging market sebagai net buyer,” kata Mahendra saat ditemui usai menghadiri pembukaan perdana perdagangan bursa di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/1/2024).
Mahendra mengakui pada 2023 terjadi peningkatan penjualan saham yang signifikan oleh investor asing di Indonesia. Mahendra menilai, fluktuasinya pada dasarnya juga tergantung situasi global.
Dia menuturkan, sentimen global akan emmpengaruhi bagaimana posisi asing untuk mengambil keputusan membeli atau menjual. “Kalau kita lihat pada tahap 2023 pertengahan tahun terlihat aspek selling tinggi tapi penghujung tahun kembali buying tapi memang kondisi global dianggap atau diharapkan investor internasional lebih stabil,” jelas Mahendra.
Meskipun begitu, Mahendra menegaskan jika ondisi sudah stabil maka terdapat peluang kondisi net buy dari investor residen akan lebih tinggi. Hanya saja, dia menggarisbawahi yang juga menjadi catatan yakni peningkatan basis utama yaitu investor dalam negeri.
“Walaupun sudah mencapai rekor tertinggi di atas 12 juta tapi dibandingkan potensinya amsih kecil. Kunci utamanya integritas, kredibilitas, governance-nya ini harus dijaga karena investor pada gilirannya sangat mementingkan hal tadi untum yakin investasinya diberikan perlindungan tepat,” ungkap Mahendra.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik mencapai Rp 4,28 triliun dalam periode 27 Desember hingga 28 Desember 2023. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (29/12/2023) mengatakan, perkembangan nilai tersebut berasal dari aliran modal asing masuk bersih di pasar surat berharga negara (SBN) Rp 0,30 triliun, di pasar saham Rp 2 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 1,98 triliun.
Sejak awal 2023 sampai dengan 28 Desember 2023 total modal asing masuk bersih di pasar SBN senilai Rp 80,45 triliun dan di SRBI Rp 52,81 triliun. Sementara, modal asing keluar bersih di pasar saham tercatat sebesar Rp 10,74 triliun.
Lebih lanjut, ia menuturkan premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 28 Desember 2023 sebesar 68,92 basis poin (bps), naik terbatas dibandingkan per 22 Desember 2023 yang tercatat sebesar 68,72 bps.