Selasa 26 Dec 2023 14:24 WIB

QRIS Sempat Viral Ditolak Pedagang, Kini Laris Jadi Primadona Transaksi

"Sekarang makan bubur pinggir jalan aja pakai QRIS,"

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga melakukan transaksi menggunakan QRIS di sebuah kafe di Bandung, Jawa Barat, Senin (13/11/2023). Perusahaan penyedia solusi untuk fintech UnaFinancial, memperkirakan jumlah pengguna aplikasi pembayaran QRIS di Indonesia tumbuh sebesar 54% pada 2025 dibandingkan dengan 2023. Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan jumlah pengguna kode QR terbesar di Asia Tenggara dengan total 1,77 juta orang pada 2025.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru (2023/2024) masyarakat banyak melakukan perjalanan. Mulai dari perjalanan mudik hingga liburan ke tempat pariwisata mampu meningkatkan volume transaksi keuangan, salah satunya melalui penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang menjadi primadona bagi masyarakat.

Ekonom dan Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengakui masa libur sangat berdampak kepada peningkatan transaksi.

Baca Juga

“Libur Nataru secara musiman akan berkorelasi dengan naiknya transaksi baik online dan konvensional,” kata Bhima kepada Republika, Selasa (26/12/2023).

Bhima menuturkan, biasanya peningkatan transkasi terjadi di pusat pembelian oleh-oleh hingga penjualan makanan dan minuman. Dia memprediksi peningkatan penggunaan QRIS yang lebih ringkas dan cepat di pusat keramaian akan meningkat saat musim liburan.

“Untuk pembelian makanan minuman dan tempat oleh -oleh misalnya penggunaan QRIS diperkirakan meningkat cukup tinggi bisa 30-40 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” ucap Bhima.

Dengan kemudahan yang diberikan dengan menggunakan QRIS, Bhima menilai masyarakat akan semakin bergantung menggunakannya. Khususnya masyarakat yang berada di level perkotaan.

Sementara itu, kemudahan tersebut juga semakin maksimal karena para penjual sudah banyak yang memiliki QRIS sebagai channel pembayaran.

“Para pedagang di tempat wisata sudah banyak yang menawarkan fasilitas pembayaran QRIS,” ujar Bhima.

Bhima menilai, perkembangan tersebut cukup bagus untuk mempercepat proses transaksi. Khususnya saat terjadi antrean panjang pengunjung di kawasan wisata pada momen liburan saat ini.

Dia menambahkan, dampak positif penggunaan QRIS juga terasa bagi para pedagang.

“Bagi pedagang efeknya akan positif karena seluruh transaksi akan dicatat lebih akurat dibanding penjualan menggunakan uang tunai,” tutur Bhima.

Transaksi Nyaman

Siska Yuniska (34 tahun) menjadi salah seorang yang lebih memilih menggunakan QRIS dalam masa liburan. Siska bersama keluarganya pada libur Natal 2023 ini melakukan perjalanan liburan ke Bandung dari Jakarta dan memilih menggunakan QRIS dari setiap transaksi yang ia lakukan selama berlibur.

“Sebenernya lebih nyaman saja kalau pakai QRIS. Kalau bisa sih semua transaksi maunya pakai QRIS, apalagi saat lagi di luar kota seperti ini,” kata Siska kepada Republika, Selasa (26/12/2023).

Siska mengakui semenjak adanya kemudahan menggunakan QRIS jarang sekali menggunakan uang tunai dalam setiap transaksi. Bahkan saat ini Siska sudah jaran membawa uang tunai dan menggunakan QRIS saat melakukan liburan samgat efisienZ

“Kalau lagi liburan begini kan ramai ya di tempat wisata. Takut ada copet juga kalau bawa uang tunai yang jumlahnya agak besar,” tutur Siska.

Terlebih jika dibandingkan pembayaran menggunakan kartu debit, Siska merasa penggunaan QRIS bisa lebih ringkas. Tidak perlu keluarkan kartu sehingga tidak perlu khawatir akan tertinggal.

Siska mengatakan saat ini juga sudah banyak pedagang yang menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran.

“Kemarin beli bubur pinggir jalan di Braga saja pake QRIS. Nggak ribet sama kembalian juga jadinya. Soalnya kebanyakan bayar pakai uang 100 ribuan yang mana itu abang buburnya ribet nyari kembalian,” ungkap Siska.

 

Bank Indonesia mencatat pertumbuhan QRIS..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement