Ahad 24 Dec 2023 22:20 WIB

Kemenperin: Interkoneksi Sistem Informasi Pacu Industri Kayu Olahan

Ini jadi transparansi aliran data bahan baku kayu ke sektor hilir dan sebaliknya.

Pekerja menyelesaikan produksi furnitur di Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, Senin (26/9/2022).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Pekerja menyelesaikan produksi furnitur di Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, Senin (26/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap interkoneksi sistem informasi produk kehutanan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan memacu kinerja industri kayu olahan dan industri furnitur nasional.

Kemenperin sepakat untuk melakukan pertukaran data antara Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Lestari (SIPHL) milik KLHK dengan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin. Sinergi ini dengan fasilitasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) lewat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pertukaran dan pemanfaatan data bahan baku kayu dan produk olahan kayu (interkoneksi sistem informasi produk industri kehutanan).

Baca Juga

"Interkoneksi antara SIPHL KLHK dan SIINas Kemenperin ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan, dan juga kepada para pelaku industri kayu baik di sektor hulu maupun sektor hilir," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.

Adapun manfaat kepada pemerintah antara lain adalah adanya transparansi aliran data bahan baku kayu kepada sektor hilir maupun sebaliknya. Hal ini akan berguna sebagai bahan data dalam pengambilan kebijakan.

"Manfaat untuk pelaku industri adalah nantinya diharapkan ada dashboard ketersediaan bahan baku kayu dan offtaker industri hilir sehingga proses aliran bahan baku kayu ke industri jadi lebih cepat," imbuhnya.

Dalam catatan Kemenperin, pada 2022, industri olahan kayu, rotan, bambu sebagai salah satu subsektor industri agro memberikan kontribusi sebesar empat persen dengan nilai kinerja ekspor mencapai 4,66 miliar dolar AS.

Berdasarkan data SIINas dan asosiasi, terdapat 520 perusahaan industri kayu olahan (KBLI 16) dengan serapan tenaga kerja langsung sebanyak 310.330 orang. Adapun total realisasi investasi industri kayu olahan di Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun sepanjang 2022. Sementara itu, tercatat kinerja ekspor industri furnitur menembus 2,47 miliar dolar AS pada 2022.

Sedangkan jumlah industri furnitur (KBLI 31) sebanyak 1.114 perusahaan dengan serapan tenaga kerja langsung hingga 143.119 orang dan total investasi sepanjang 2022 sebesar Rp 2,9 triliun.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement