REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan, para calon wakil presiden (cawapres) perlu memaparkan pengembangan model hilirisasi dalam debat cawapres yang akan digelar pada 22 Desember 2023 besok.
“Penting untuk mendengar bukan hanya menolak atau melanjutkan konsep hilirisasi, tetapi melihat model hilirisasi seperti apa yang akan dikembangkan oleh masing-masing cawapres," ujar Andry dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Andry menyampaikan, tantangan utama saat ini adalah bagaimana negara dapat menghasilkan keuntungan maksimal dari restriksi komoditas yang akan dihilirisasikan. Ia juga berharap agar para calon pemimpin menawarkan solusi konkret dan pemikiran baru yang dapat membawa dampak positif terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Persoalan kesejahteraan dan indikator rendah di wilayah hilirisasi menjadi fokus penting yang perlu diselesaikan pemimpin ke depan,” kata Andry.
Andry menyoroti, jawaban atas tantangan tersebut harus mencakup solusi konkret untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah hilirisasi. Menurut Andry, para cawapres perlu membahas langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal.
Ia menambahkan, menolak konsep hilirisasi bukan berarti menghentikan perkembangan ekonomi, tetapi justru mengarahkan komoditas tersebut ke dalam proses industrialisasi yang dapat memberikan nilai tambah. "Dalam debat cawapres pada hari Jumat nanti, beberapa hal ini seharusnya bisa dijawab," ujar Andry.
Andry berharap bahwa debat cawapres dapat menjadi ajang untuk membicarakan konsep hilirisasi secara lebih komprehensif. Sehingga, masyarakat dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang arah kebijakan hilirisasi di masa depan.