REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada Februari 2024. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pemilu bisa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
"Pemilu tentunya masih akan meningkatkan ekonomi. Ini dari konsumsi pemerintah dan swasta," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Desember 2023, Kamis (21/12/2023).
Aida menegaskan, besaran porsi konsumsi yang naik tersebut tergantung putaran pemilu. Meskipun begitu, Aida menuturkan dampaknya sudah akan dirasakan pada 2023 karena terdapat persiapan menuju pemilu namun paling besar akan terasa pada 2024.
"Kalau dua putaran bisa 0,6 persen terhadap konsumsi bukan PDB. Maka BI memperkirakan 2024 pertumbuhan ekonomi ada pada 47,7 persen–5,5 persen," ucap Aida.
BI mengungkapkan perekonomian Indonesia saat ini tetap tumbuh baik didukung permintaan domestik. Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 bisa mengalami peningkatan.
"Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan meningkat dalam kisaran 4,7-5,5 persen," kata Perry dalam kesempatan yang sama.
Perry menjelaskan, pada 2024, kinerja konsumsi, baik swasta maupun pemerintah, dan investasi diperkirakan terus meningkat. Hal tersebut sejalan dengan keyakinan konsumsi masyarakat yang tetap kuat, dampak positif pelaksanaan pemilu, serta keberlanjutan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan," ujar Perry.