Rabu 13 Dec 2023 09:53 WIB

Rupiah Berpeluang Tertekan Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

Inflasi November AS tercatat di level 3,1 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra memproyeksi rupiah berpeluang melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Kemarin, rupiah berhasil menguat meski kenaikannya tipis hanya 0,01 poin di level 15.621 per dolar AS.

"Rupiah masih akan berkonsolidasi dan berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini menantikan keputusan suku bunga acuan AS di Kamis dini hari nanti," kata Ariston, Rabu (13/12/2023).

Data inflasi konsumen AS yang dirilis semalam menunjukkan inflasi AS masih sulit turun ke target dua persen. Inflasi November AS tercatat di level 3,1 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya 3,2 persen.

Menurut Ariston, hasil ini bisa mendorong bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk waktu yang lebih lama. Sehingga, Ariston melihat ini bisa mendorong penguatan dolar AS.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi melemah rupiah hari ini ke arah 15.630-15.650, dengan potensi support di sekitar 15.580-15.600. Adapun pagi ini rupiah bergerak menguat ke level 15.597.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement