Rabu 06 Dec 2023 11:49 WIB

Tawarkan Modernisasi Alsintan, Mentan Gaet Petani Milenial

Kementan terus mendorong transformasi pertanian dari tradisional menuju lebih modern.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bersama jajaran dan petani menanam padi di area persawahan di Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (6/12/2023) pagi.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bersama jajaran dan petani menanam padi di area persawahan di Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (6/12/2023) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendorong modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk sektor pertanian. Kebijakan modernisasi dilakukan salah satunya untuk menarik minat milenial dan generasi Z menjadi petani milenial.

"Sekarang ini untuk menarik petani milenial dan generasi Z itu kita menggunakan alat mesin pertanian (modernisasi)," ucap dia seusai menanam padi di area persawahan di Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (6/12/2023).

Baca Juga

Ia menuturkan Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong transformasi pertanian dari tradisional menuju lebih modern. Salah satunya memanfaatkan combine harvester. "Transformasi pertanian tradisional menuju modern bukan seperti tadi (manual memakai tangan), kita gunakan combine harvester," kata dia.

Tidak hanya itu, penggunaan mesin modern pertanian yaitu rice transplanter terus dilakukan. Amran mengaku akan terus mengirimkan bantuan alat-alat mesin pertanian kepada para petani.

Sejak menjabat sebagai Menteri Pertanian (Mentan), ia mengaku sudah menyalurkan bantuan combine harvester kepada para petani. Ia mengaku rajin turun ke lapangan untuk langsung mendengar keluhan para petani. Sebab apabila hanya duduk di belakang meja tidak akan mendengar keluhan petani.

Selain itu untuk mengetahui kebutuhan para petani. Ia pun mendorong agar petani menyampaikan permasalahan yang dihadapi di lapangan.

 

photo
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bersama jajaran dan petani menanam padi di area persawahan di Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (6/12/2023) pagi. - (Republika/M Fauzi Ridwan)

 

Mentan juga memastikan stok pangan dan pupuk tersedia dan aman jelang hari raya Natal dan tahun baru 2024. Ia pun tengah berupaya menekan impor di tengah fenomena El Nino dengan cara mempercepat masa tanam.

"Aman, Insya Allah aman," ucap dia seusai menanam padi bersama para petani di area persawahan Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu pagi.

Dengan kondisi fenomena El Nino berubah menjadi Gorila El Nino berdasarkan laporan BMKG yang membuat cuaca akan lebih ekstrem, ia tengah berupaya untuk menekan impor beras ke depan. Salah satu cara yang dilakukan yaitu mempercepat masa tanam.

"Ke depan bagaimana menekan impor tahun depan karena kalau tidak sekarang ini impor 3,5 juta itu bisa naik lagi," ungkap dia.

Amran melanjutkan solusi menekan impor beras di tengah fenomena Gorila El Nino yaitu mempercepat masa tanam. Ia tengah mendorong mempercepat masa tanam di Provinsi Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan termasuk di Jawa Barat selama satu tahun ke depan hingga tahun 2024.

"Jawa Barat ini ada target adalah produksi 11 juta ton gabah," kata dia.

Ia berharap target tersebut dapat tercapai. Apalagi saat ini, Amran mengatakan wilayah Jawa Barat ditunjang oleh tiga bendungan yang sudah beroperasi di masa Presiden Joko Widodo.

"Beliau (presiden) sudah menginstruksikan Menteri PU sinergi dengan Kementerian Pertanian membangun bendungan, jadi sekarang kita nikmati. Alhamdulillah di saat El Nino datang bendungan sudah jadi," kata dia.

Ia pun memastikan akan memenuhi kebutuhan para petani di lapangan untuk mencapai target yang diinginkan. Amran menambahkan stok pupuk dipastikan aman saat ini mencapai 1 juta dan belum didistribusikan. Ia mengaku telah mengubah aturan terkait penyaluran pupuk yaitu berdasarkan KTP dan sesuai permintaan para petani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement