Kamis 23 Nov 2023 20:30 WIB

Bus Listrik Ramah Difabel Dukung Jakarta Jadi Kota Global

Bus listrik ramah difabel itu ditandai dengan lantai yang rendah.

Bus Listrik Transjakarta melintas di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Listrik Transjakarta melintas di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) Welfizon Yuza mengatakan, penambahan 22 bus listrik baru yang ramah disabilitas diarahkan untuk mendukung tujuan Jakarta sebagai kota global.

"Transportasi yang kita berikan itu ramah bagi semua warga, jadi ramah bagi teman-teman disabilitas, perempuan, anak, sehingga kita bisa mendukung Jakarta menjadi global city," kata Welfizon di Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Bus listrik ramah difabel itu ditandai dengan lantai yang rendah sehingga masyarakat termasuk disabilitas lebih mudah saat naik-turun bus. Khusus untuk bus berlantai rendah yang baru diluncurkan, pintu tersedia di sisi kanan dan kiri. Pintu sebelah kanan memiliki fitur tambahan yang dapat menurunkan tinggi pintu dari 40 sentimeter menjadi 20 sentimeter. Kemudian, disediakan pula area khusus pengguna kursi roda di dalam bus.

Selain ramah lingkungan dan ramah disabilitas, Welfizon mengatakan penambahan bus listrik yang beroperasi dalam ekosistem TransJakarta juga memiliki tujuan pemberdayaan. "Kita mendorong bekerja sama dengan operator-operator sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan," kata dia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggencarkan upaya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global usai tak lagi menjadi Ibu Kota Negara (IKN).

Tahun 2023, Global City Index menempatkan Jakarta di peringkat 74 dari 156 kota di dunia, sementara berdasarkan Global Liveabality Index 2023 Jakarta berada di peringkat 139 dari 173 kota. Dalam mengurutkan peringkat kota global, Global City Index mengacu pada lima variabel, yakni ekonomi, sumber daya manusia, pertukaran informasi, budaya, dan politik. Sedangkan, Global Liveabality Index mengacu pada variabel stabilitas, layanan kesehatan, budaya lingkungan, pendidikan dan infrastruktur.​​​​​

Sementara itu, menurut Cities in Motion Index Jakarta menempati urutan 152 dari 183 kota. Peringkat ini mengacu pada 9 variabel, yakni ekonomi, sosial, lingkungan, mobilitas dan transportasi, teknologi, perencanaan kota, tata kelola pemerintahan, sumber daya manusia dan profil internasional.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement