Rabu 22 Nov 2023 15:28 WIB

Jelang Nataru, Komisi VI DPR Ingatkan Pertamina Jaga Pasokan

Pertamina memastikan distribusi BBM terutama solar lebih merata.

Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina Riau, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina Riau, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Anggota Komisi VI DPR RI daerah pemilihan Sumatra Barat (Sumbar) Andre Rosiade mengingatkan PT Pertamina Persero untuk mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), terutama menjelang pergantian tahun.

"Harapan kami jangan sampai ada lagi kelangkaan. Kita memaklumi bahwa konsumsi BBM terus meningkat, tapi Pertamina juga harus selalu menyiapkan berbagai alternatif solusi," kata anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade di Padang, Sumatra Barat, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Andre saat berkunjung ke salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Padang terkait kelangkaan BBM, khususnya solar selama beberapa hari terakhir.

"Jangan sampai terjadi lagi kelangkaan BBM dan antrean panjang di SPBU," ujar dia.

Di satu sisi, dia menyambut baik respons cepat yang dilakukan Pertamina menyikapi keluhan masyarakat terkait kelangkaan BBM.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan selain merespons keluhan masyarakat, pihaknya juga memantau langsung ke lapangan untuk memastikan distribusi BBM terutama solar lebih merata.

"Ini komitmen kami yang akan berkelanjutan supaya akhir tahun dan di tahun 2024 terutama setelah adanya penetapan kuota baru bisa terus dikawal," kata dia.

Pertamina Patra Niaga juga memastikan pengawalan pendistribusian BBM bersubsidi akan terus dimaksimalkan agar tepat sasaran atau menyasar masyarakat yang memang membutuhkan.

Pada kesempatan itu, Riva mengatakan permasalahan BBM khususnya di Ranah Minang beberapa waktu lalu bukan terkait dengan pasokan yang terbatas (kelangkaan). Namun, hal itu lebih kepada pemerataan distribusi BBM yang kurang maksimal.

"Sebenarnya bukan kelangkaan, tapi permasalahan distribusi yang di beberapa tempat konsumsinya lebih banyak dan di tempat lain lebih sedikit, tapi sekarang sudah kita buat merata," ujar Riva.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement