Senin 20 Nov 2023 16:03 WIB

Investor Asing Minati Proyek Rusun di IKN, Ada dari China dan Malaysia

Ketiga perusahaan tersebut sedang dalam tahap feasibility study.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana proyek pembangunan IKN Nusantara.
Foto: Dok Muchlis Jr/ Biro Pers Sekret
Suasana proyek pembangunan IKN Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan terdapat tiga investor asing yang bersiap masuk ke IKN untuk membangun tower atau rumah susun bagi aparatur sipil negara. Hingga saat ini, ketiga perusahaan tersebut sedang dalam tahap feasibility study atau studi kelayakan terhadap proyek yang akan dibangun. 

Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi, OIKN, Agung Wicaksono menyampaikan, ketiga perusahaan tersebut yakni satu perusahaan asal China, Citic Construction yang berencana membangun 60 tower Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Kemudian dua perusahaan asal Malaysia yakni IJM yang akan menggarap 20 tower hunian ASN serta Maxim untuk proyek 10 tower hunian ASN. 

Baca Juga

Menurut Agung, ketiga perusahaan ini akan berinvestasi dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sehingga pembiayaan proyek berasal dari investasi perusahaan dan anggaran negara. Ketiganya merupakan bagian dari sembilan perusahaan pemrakarsa pembangunan perumahan dengan skema KPBU. 

“Saya katakan mereka belum groundbreaking, tapi mereka mendekati dalam tahapan untuk KPBU Perumahan (hunian) ASN,” kata Agung dalam konferensi pers virtual, Senin (20/11/2023). 

Agung menyampaikan, dilakukannya studi kelayakan proyek infrastruktur di IKN oleh perusahaan luar menandakan adanya minat investasi asing untuk membangun Nusantara. Hanya saja, kata Agung, pemerintah memang tengah memprioritaskan perusahaan lokal sebagai investor pelopor yang menggarap IKN. 

OIKN menargetkan ketiga perusahaan asing itu diharapkan bisa memulai pembangunan di awal tahun depan. Namun, realisasi proyek bukan hanya bergantung pada investor. Melainkan juga dari pemerintah, terutama Kementerian Keuangan karena skema KPBU. 

“Studi kelayakan diselesaikan, itu juga perlu dievaluasi oleh Kementerian Keuangan, karena ini Publik Private-Partnership, jadi ada aspek publiknya,” kata Agung. 

Dalam kesempatan yang sama, Agung menyampaikan, hingga saat ini total nilai investasi yang masuk mencapai sekitar Rp 35 triliun dari dua kali groundbreaking yang dilakukan bulan September dan November 2023. 

Investasi tersebut seluruhnya berasal dari 21 investor dalam negeri yang sudah berhasil terealisasi dari total 172 Surat Pernyataan Minat atau Letter of Intent (LOI) yang disampaikan kepada OIKN. 

“Kalau banyak pertanyaan, investasi asing diperlukan atau tidak? Jelas akan diperlukan, karena kita mau ini jadi kota dunia untuk semua,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement