Rabu 08 Nov 2023 10:43 WIB

Rupiah Diproyeksi Melemah Tertekan Perkembangan Suku Bunga the Fed

The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya lagi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berpeluang melemah pada Rabu (8/11/2023). Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi perkembangan suku bunga acuan AS.

"Rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS seiring dengan pernyataan beberapa petinggi the Fed yang masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan," kata Ariston saat dihubungi Republika.

Baca Juga

Salah satu Gubernur the Fed, Michelle Bowman mengatakan the Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya lagi untuk menurunkan inflasi ke level dua persen. Terakhir, the Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25 persen-5,50 persen.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi nilai tukar yaitu data ekspor China yang dirilis kemarin. Data terbaru menunjukkan penurunan lebih dalam dari ekspektasi dan memunculkan kembali isu pelambatan ekonomi sehingga memicu sentimen hindar risiko di pasar keuangan.

"Sentimen ini bisa memicu pelemahan rupiah," ujar Ariston.

Meski demikian, pagi ini mata uang garuda bergerak menguat. Dikutip melalui Bloomberg, nilai tukar greenback terhadap rupiah melemah 0,12 persen sehingga membawa mata uang garuda menguat ke level Rp 15.612 per dolar AS.

Ariston melihat hari ini rupiah berpotensi bergerak dikisaran Rp 15.680-Rp 15.700 dengan potensi support di sekitar Rp 15.600.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement