Rabu 01 Nov 2023 23:30 WIB

Perpadi: Beras Bulog Harus Digelontorkan Agar Berdampak

Perpadi menilai impor harus dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan gejolak.

Warga antre membeli beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Warga antre membeli beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menilai, wacana Badan Pangan Nasional untuk menggelontorkan beras komersil Bulog kepada penggilingan padi guna menjaga harga beras di masyarakat harus dilakukan secara masif agar manfaatnya bisa lebih berdampak.

“Yang penting implementasi, kalau kita wacanakan dan belum dilaksanakan tetap saja. Ini tidak boleh sedikit-sedikit, harus sekaligus. Kalau kita mau banjiri, digelontorkan,” kata Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso ditemui di acara diskusi publik Sustainable Rice Platform dan Beras Berkelanjutan di Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Baca Juga

Sutarto mengatakan efektif atau tidaknya penggelontoran beras komersil Bulog untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan gabah serta beras sangat bergantung pada waktu dan tempat. Menurut dia, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional perlu memetakan secara rinci nama-nama penggilingan padi yang akan mendapat beras komersil Bulog, termasuk waktu pelaksanaan.

“Kalau ini tidak segera keluar, ya kan harga bisa bergerak terus gitu. Jadi timing itu menentukan, tempat juga menentukan, di mana yang paling cocok, yang paling pas,” ucapnya.

Berdasarkan penilaiannya, kota-kota besar seperti Jakarta yang tidak menghasilkan beras menjadi target utama penggelontoran beras komersil Bulog tersebut. Begitu juga dengan provinsi-provinsi yang tidak menghasilkan pada atau hanya menghasilkan dalam jumlah terbatas.

Sedangkan mengenai keputusan pemerintah untuk kembali mengimpor beras dengan total 1,5 juta ton guna menjaga stabilisasi pasokan dan harga jelang tahun baru dan Pemilu, Perpadi menilai importasi harus dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan gejolak terhadap harga beras di lokal maupun global.

“Ini tidak boleh tiba-tiba semua diambil juga tidak bisa, bertahap. Kedua, harga dunia pasti akan naik. Makanya kalau Indonesia impor itu akan selalu dampaknya menaikkan harga beras dunia,” tuturnya.

Adapun sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan salah satu langkah strategis untuk memenuhi pasokan beras dan menjaga stabilisasi adalah dengan menggelontorkan beras komersil milik Perum Bulog ke penggiling padi. Hal itu menurutnya dapat mempercepat distribusi beras dan mendorong terpenuhinya kebutuhan beras.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement