Rabu 01 Nov 2023 20:25 WIB

Harga Minyak Bergejolak, BPS Proyeksikan akan Terdampak ke Inflasi

Dampak tersebut juga tergantung pada antisipasi pemerintah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini.
Foto: Dok. Humas BPS
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Israel dan Palestina yang memanas kembali akhir-akhir ini membuat krisis lonjakan harga minyak dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan dampak inflasi dari meroketnya harga minyak global akan segera terlihat.

"Oleh karenanya bulan-bulan ke depan kemungkinan inflasi akibat situasi global mungkin akan dapat terlihat," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (1/11/2023).

Baca Juga

Meskipun begitu, Pudji menuturkan, dampak tersebut juga tergantung pada antisipasi pemerintah. Menurutnya, upaya pemerintah dapat meminimalisir dampak paling besar yang bisa dialami terutama di Indonesia.

"Tapi hal ini akan tergantung pada bagaimana pemerintah mengambil langkah pencegahannya," ucap Pudji.

BPS juga mencatat sejumlah peristiwa yang berpengaruh terhadap inflasi Oktober 2023. Salah satunya yakni penyesuaian suku bunga dan harga BBM nonsubsidi pada Oktober 2023.

"Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dexlite, dan Pertamina Dex yang naik sekitar 4-6 persen," jelas Pudji.

Pudji menilai, keputusan penyesuaian harga BBM Pertamina dengan alasan kuat. Termasuk juga disebabkan tren kenaikan harga minyak mentah global.

"Gejolak harga minyak dunia berkorelasi dengan adanya ketegangan Israel-Hamas kemudian tren harga minyak dunia dan juga akan mempengaruhi harga domestik," tutur Pudji. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement