Rabu 01 Nov 2023 11:19 WIB

Dolar AS Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Konsumen di AS masih dihalau kenaikan harga pangan dan bensin.

Karyawan menghitung mata uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menghitung mata uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 1/11/2023 pagi WIB) menjelang keputusan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,39 persen menjadi 106,6525.

Baca Juga

Badan Pembiayaan Perumahan Federal AS pada Selasa (31/10/2023) mencatat harga rumah di AS naik 0,6 persen secara bulanan pada Agustus. Indeks harga rumah S&P/Case-Shiller meningkat sebesar 2,2 persen secara tahunan pada Agustus, lebih cepat dibandingkan kenaikan 0,2 persen pada Juli.

Sentimen konsumen di AS terus melemah pada Oktober, dengan indeks kepercayaan konsumen The Conference Board turun menjadi 102,6 dari 104,3 pada September. Ekspektasi tingkat inflasi konsumen dalam satu tahun mencapai 5,9 persen.

"Tanggapan tertulis menunjukkan bahwa konsumen terus disibukkan dengan kenaikan harga secara umum dan harga bahan makanan dan bensin pada khususnya. Konsumen juga menyatakan kekhawatiran mengenai situasi politik dan suku bunga yang lebih tinggi," komentar The Conference Board, dikutip dari Xinhua.

Pedagang juga berkesempatan untuk melihat laporan indeks manajer pembelian (PMI) Chicago pada Selasa (31/10/2023), yang menunjukkan bahwa PMI turun dari 44,1 pada September menjadi 44 pada Oktober.

PDB Kanada datar pada Agustus karena perekonomian melambat, meleset dari perkiraan sebesar 0,1 persen, dan kemungkinan penurunan suku bunga di masa depan mulai meningkat, menurut angka yang dirilis oleh Statistics Canada pada Selasa (31/10/2023).

Sementara, Bank of Japan mengatakan pada Selasa (31/10/2023) bahwa pihaknya akan mempertahankan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun di sekitar nol di bawah kendali kurva imbal hasil, namun mendefinisikan ulang 1 persen sebagai "batas atas" yang longgar dan bukan batas yang kaku.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0582 dolar AS dari 1,0619. Pound Inggris turun ke 1,2150 dolar AS dari 1,2163 dolar AS. Sementara itu, dolar AS mencapai 151,5660 yen Jepang, lebih tinggi dari 148,9850 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9092 franc Swiss dari 0,9016 franc Swiss.

Selanjutnya, dolar AS menguat menjadi 1,3863 dolar Kanada dari 1,3817 dolar Kanada dan dolar AS menguat menjadi 11,1587 krona Swedia dari 11,1311 krona Swedia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement