Rabu 25 Oct 2023 09:51 WIB

Diwarnai Sentimen Positif, IHSG Dibuka Optimistis

Pergerakan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka beragam.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (25/10/2023). IHSG menguat ke level 6.855,17 melanjutkan kenaikan kemarin yang nyaris mencapai satu persen. 

"Pergerakan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka beragam pagi ini dengan kecenderungan menguat," kata Phillip Sekuritas Indonesia.

Baca Juga

Indeks Nikkei 225 menghijau dengan kenaikan 1,15 persen, kemudian indeks Habg Seng melonjak hingga lebih dari dua persen dan indeks Shanghai Composite menguat 0,68 persen. Sementara Strait Times sedikit turun setelah sempat dibuka naik di awal perdagangan. 

Investor mencerna rilis data inflasi kuartal III 2023 Australia yang dapat memberi petunjuk mengenai keputusan kebijakan moneter bank sentral Australia (RBA). Laju inflasi Australia turun menjadi 5,4 persen dari 6,0 persen pada kuartal sebelumnya.

Sentimen positif juga datang dari rencana Presiden Xi Jinping dalam menopang pertumbuhan ekonomi China. Pemerintah China berencana menerbitkan surat utang yang lebih banyak dan menaikkan rasio defisit APBN.

Pemerintah China sangat jarang melakukan penyesuaian APBN di pertengahan tahun. Terakhir kali dilakukannya perubahan APBN adalah pada 2008 pascagempa bumi Sichuan dan ketika pecahnya krisis finansial Asia pada periode 1997-1998.

Indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup naik seiring dengan redanya aksi jual atas surat utang Pemerintah AS (US Treasuries). Hal ini terlihat dari imbal hasil (yield) US Treasury Note bertenor 10 tahun yang turun tiga basis poin menjadi 4,82 persen. 

"Kenaikan indeks saham utama di Wall Street di dorong oleh optimisme mengenai kondisi kesehatan korporasi di AS menghadapi perlambatan ekonomi dan tingkat inflasi yang tinggi," kata Philip Sekuritas Indonesia.

Indeks utama Wall Street kompak menghijau dengan Nasdaq memimpin kenaikan sebesar 0,93 persen. Sementara S&P 500 dan Dow Jones masing-masing menguat 0,73 persen dan 0,62 persen. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement