Jumat 20 Oct 2023 15:59 WIB

Penyaluran Kredit Baru Terindikasi Meningkat

Meski meningkat, standar penyaluran kredit kuartal IV 2023 diperkirakan lebih ketat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei perbankan. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, berdasarkan hasil survei tersebut, penyaluran kredit baru pada kuartal III 2023 terindikasi meningkat.

"Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 95,4 persen," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (20/10/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 94,4 persen. Erwin menuturkan, peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit.

"Pada kuartal IV 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan melanjutkan tren peningkatan dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 96,4 persen," kata Erwin.

Dia menambahkan, standar penyaluran kredit pada kuartal IV 2023 diperkirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,1 persen.

Menurutnya, kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada aspek agunan dan persyaratan administrasi. Di sisi lain, Erwin menyebut, suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diprakirakan tetap longgar.

Selain itu, hasil survei menunjukkan responden tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan pada 2023 sebesar 10,7 persen secara tahunan uang tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4 persen.

"Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit," tutur Erwin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement