Rabu 18 Oct 2023 21:34 WIB

OJK: Pelaku Industri Perlu Optimalkan Upaya Dorong Inklusi Asuransi

Tingkat literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,72 persen.

Operational Director Asuransi Astra, Hendry Yoga (kedua kanan) dan Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis PT Medikaloka Hermina Tbk, Aristo Setiawidjaja (kiri) berbincang dengan pasien usai penandatanganan nota kesepahaman di RS Hermina Bekasi, Jumat (13/10/2023). Garda Medika menambahkan fitur Express-Appointment pada aplikasi Garda Mobile Medcare yang memungkinkan peserta melakukan pendaftaran rawat jalan di rumah sakit melalui booking online tanpa mengantre dan diberikan kemudahan melakukan monitoring antrean yang sedang berlangsung hingga proses pembayaran dan penebusan obat yang dapat dilakukan secara cashless.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Operational Director Asuransi Astra, Hendry Yoga (kedua kanan) dan Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis PT Medikaloka Hermina Tbk, Aristo Setiawidjaja (kiri) berbincang dengan pasien usai penandatanganan nota kesepahaman di RS Hermina Bekasi, Jumat (13/10/2023). Garda Medika menambahkan fitur Express-Appointment pada aplikasi Garda Mobile Medcare yang memungkinkan peserta melakukan pendaftaran rawat jalan di rumah sakit melalui booking online tanpa mengantre dan diberikan kemudahan melakukan monitoring antrean yang sedang berlangsung hingga proses pembayaran dan penebusan obat yang dapat dilakukan secara cashless.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Iwan Pasila mengatakan pelaku industri perlu mengoptimalkan berbagai upaya untuk mendorong inklusi asuransi.

Sebab, literasi dan inklusi pada sektor asuransi masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi level Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya.

“Jadi, bagaimana pelaku industri asuransi meningkatkan tenaga pemasar, memberikan layanan kepada nasabah, serta pemanfaatan penggunaan teknologi digital menjadi upaya untuk mendorong inklusi,” kata Iwan saat konferensi pers Hari Asuransi 2023 di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2022, tingkat literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31,72 persen, sementara inklusi pada level 16,63 persen.

Level tersebut terbilang jauh di bawah literasi pada sektor perbankan yang mencatatkan tingkat literasi pada level 49,93 persen dan inklusi pada level 74,03 persen.

Meski mendorong pelaku industri asuransi untuk meningkatkan inklusi, namun Iwan mengatakan upaya tersebut tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak. Perlu adanya andil dari pihak lainnya untuk mendorong tingkat literasi dan inklusi perasuransian.

Dalam konteks itu, Dewan Asuransi Indonesia (DAI) mengadakan rangkaian kegiatan literasi dan inklusi asuransi kepada masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan pada 13 kota di Indonesia yang turut melibatkan pelaku industri asuransi.

Ketua DAI Rudy Kamdani mengatakan rangkaian kegiatan Hari Asuransi 2023 merupakan salah satu bentuk upaya insan perasuransian untuk mengatasi masalah rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap asuransi.

Sementara itu, Ketua Panitia Hari Asuransi 2023 Rio Darante menjelaskan rangkaian kegiatan literasi dan asuransi tersebut diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi.

Dia juga mengungkapkan pelaksanaan kegiatan Hari Asuransi 2023 dengan tema “Literasi Asuransi untuk Negeri” itu turut berkolaborasi dengan PT Permodalan Nasional Madani, dengan harapan dapat meningkatkan perluasan inklusi perasuransian kepada sektor UMKM.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement