Selasa 17 Oct 2023 22:23 WIB

Kemenhub Kaji Kemungkinan KA Argo Parahyangan Jadi Kereta Wisata

KA Argo Parahyangan biasanya menempuh perjalanan lebih dari 2,5 jam.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ani Nursalikah
Calon penumpang berjalan menuju rangkaian KA Argo Parahyangan di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jumat (9/12/2022). Kementerian Perhubungan menyatakan, hingga saat ini tidak ada rencana untuk menghentikan layanan Kereta Api (KA) Argo Parahyangan rute Jakarta-Bandung saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) beroperasi pada pertengahan tahun 2023 mendatang. Republika/Abdan Syakura
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Calon penumpang berjalan menuju rangkaian KA Argo Parahyangan di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jumat (9/12/2022). Kementerian Perhubungan menyatakan, hingga saat ini tidak ada rencana untuk menghentikan layanan Kereta Api (KA) Argo Parahyangan rute Jakarta-Bandung saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) beroperasi pada pertengahan tahun 2023 mendatang. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku tengah mengkaji ihwal nasib Kereta Api Argo Parahyangan yang selama ini melayani perjalanan Stasiun Gambir-Stasiun Bandung pascadioperasikannya Kereta Cepat Whoosh yang melayani perjalanan Jakarta-Bandung.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyampaikan, salah satu opsi yang dikaji Kemenhub yakni menjadikan KA Argo Parahyangan menjadi kereta api argowisata.

Baca Juga

“Ada wacana untuk itu dan Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) sudah sampaikan. Tapi tentu ini wacana yang harus dibahas dengan operator karena mereka juga yang mengoperasikan,” kata Adita saat ditemui di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Adita menjelaskan KA Argo Parahyangan yang biasanya menempuh perjalanan lebih dari 2,5 jam dinilai cocok bagi penumpang yang ingin menikmati perjalanan dengan pemandangan sepanjang perjalanan. Berbeda dengan Kereta Cepat Whoosh yang hanya memakan waktu 45 menit.

Oleh karena itu, lantaran kedua kereta ini melayani rute yang sama meski dengan stasiun berbeda, Kemenhub menilai pangsa pasar keduanya harus dibedakan. Dengan kata lain, masing-masing memiliki segmentasi penumpang yang tidak saling mengganggu.

“Salah satu kajian kita supaya nanti betul-betul segmentasinya terbagi. Jadi, tidak saling bersaing, tapi terbagi dan itu masih dalam pembicaraan,” katanya.

Hanya saja, Adita belum dapat memastikan kapan Kemenhub akan menetapkan kebijakan untuk operasional KA Argo Parahyangan. Kemenhub juga telah meminta PT KAI untuk ikut melakukan studi sehingga keputusan yang diambil nantinya akan tepat dan tetap menguntungkan bagi KA Argo Parahyangan. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyampaikan hingga saat ini belum akan mengubah rute atau kebijakan lainnya terhadap operasional KA Argo Parahyangan. Kendati Kereta Cepat Whoosh telah beroperasi, KA Argo Parahyangan juga tetap melayani penumpang seperti biasanya.

Tarif tertinggi KA Argo Parahyangan untuk kelas bisnis saat ini berkisar Rp 200-250 ribu pada saat akhir pekan. Harga tersebut lebih murah dibandingkan tiket Whoosh yang dipatok Rp 300 ribu untuk kelas premium ekonomi.

Namun, hingga November mendatang, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tengah menerapkan promo tarif Whoosh menjadi hanya Rp 150 ribu atau jauh lebih murah dari KA Argo Parahyangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement