Kamis 05 Oct 2023 22:42 WIB

BRIN: Indonesia Punya Lebih dari 300 Jenis Pisang Lokal

Komoditas hortikultura seperti pisang penting dalam pangan dan ekonomi masyarakat.

Pembeli memilih buah pisang di pasar Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (23/3/2023) (ilustrasi).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Pembeli memilih buah pisang di pasar Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (23/3/2023) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi baik yang masih tumbuh liar di hutan maupun yang sudah didomestikasi untuk kepentingan manusia.  

Periset Hortikultura dan Perkebunan BRIN Agus Sutanto mengatakan pisang lokal menjadi salah satu kekayaan biodiversitas Indonesia yang tersebar dari Sumatra hingga Papua.

Baca Juga

"Pisang lokal banyak tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah mungkin bisa lebih dari 300 jenis," ujar Agus dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Kamis (5/10/2023).

Agus menuturkan beberapa pisang lokal menjadi ciri khas dari suatu daerah, seperti pisang goroho di Sulawesi Utara. Pisang itu sudah menyebar dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keripik bahkan makanan pengganti nasi saat pagi hari. Kemudian, ada juga pisang agung dari Lumajang, pisang biu kayu dari Bali dan menyebar hingga ke Nusa Tenggara Barat (NTB), serta pisang tonga langit dari Maluku yang juga tumbuh hingga ke Papua.

BRIN memanfaatkan sumber daya genetik pisang lokal untuk menghasilkan tanaman yang lebih unggul toleran terhadap cengkaman biotik dan abiotik, salah satunya pisang kepok tanjung untuk pengendalian penyakit darah.

"Kita punya sumber daya genetik yang cukup besar baik pisang liar maupun lokal. Oleh karena itu, kita perlu melakukan kegiatan eksplorasi," kata Agus.

Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN Dwinita Wikan Utami mengatakan komoditas hortikultura yang ada di Indonesia sebenarnya memainkan peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan, gizi, kesehatan, dan ekonomi. Hal itu sudah terbukti selama pandemi Covid-19 sektor hortikultura menjadi penopang ekonomi yang sudah berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produk domestik bruto sektor pertanian antara kuartal pertama dan kedua tahun 2020, berada pada angka 16,24 persen. Kenaikan itu didukung oleh pertumbuhan subsektor pangan sebesar 34,77 persen, hortikultura 21,75 persen, dan perkebunan 23,46 persen. Sementara itu, sektoral lain justru mengalami pertumbuhan negatif akibat pandemi.

"Pertumbuhan ekonomi domestik bruto mengalami peningkatan dibandingkan sektor lain. Hal itu menunjukkan sektor hortikultura memiliki peranan penting dalam menopang ekonomi nasional," kata Dwinita.

Lebih lanjut dia menyampaikan Indonesia punya banyak keragaman buah lokal yang sebenarnya masih belum terungkap. Melalui pengungkapan potensi dan studi keragaman genetik menjadi harapan untuk mengetahui potensi dan pemanfaatannya.

Kegiatan pengungkapan potensi sejalan dengan tujuan konservasi agar relevan dengan kegiatan pemuliaan tanaman.

"Produksi benih tidak bisa terlepas yang merupakan faktor kunci juga dalam pengembangan kultivar baru," pungkas Dwinita.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement