Senin 25 Sep 2023 19:52 WIB

Gaikindo: Ekspor Mobil Meningkat 18 Persen pada Januari-Agustus 2023

Total mobil yang diekspor mencapai 337 ribu unit.

Petugas keamanan berjalan di dekat mobil yang akan diekspor di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Rabu (28/12/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) meninjau progres tahap 1-2 pengembangan Pelabuhan Patimban sebagai lokasi alternatif distribusi barang dan ditargetkan dapat menampung kapasitas 7,5 juta TEUs serta 600.000 kendaraan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas keamanan berjalan di dekat mobil yang akan diekspor di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Rabu (28/12/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) meninjau progres tahap 1-2 pengembangan Pelabuhan Patimban sebagai lokasi alternatif distribusi barang dan ditargetkan dapat menampung kapasitas 7,5 juta TEUs serta 600.000 kendaraan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mencatat ekspor mobil mengalami peningkatan 18 persen sepanjang periode Januari-Agustus 2023 menjadi 337.000 unit. Sebelumnya, ekspor mobil pada 2022 hanya 280.000.

“Kami mengekspor ke lebih dari 90 negara di dunia, bukan hanya ke negara berkembang saja,” kata Yohannes saat mengisi acara Webinar Forum Riset Internasional OJK ke-1 tahun 2023 di Jakarta, Senin (25/9/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan Indonesia dapat menempatkan diri sebagai pemain utama dalam mengekspor mobil ke seluruh dunia dengan target ekspor sebesar 1 juta unit pada 2027.

Menurut Yohannes, target tersebut sesuai dengan keinginan pemerintah agar Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam dunia otomotif di dunia.

Lebih lanjut Yohannes mengatakan, produksi mobil ke depannya juga diarahkan pada kendaraan ramah lingkungan, salah satunya adalah yang bertenaga listrik untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.

“Kita sudah mempunyai tren di Indonesia yang sebenarnya akan menuju mobilitas ramah lingkungan. Kami memiliki langkah-langkah untuk menuju ke sana (mobil ramah lingkungan),” kata Yohannes.

Namun demikian pelaku industri otomotif tidak memproduksi bahan bakar sendiri, sehingga memerlukan dukungan pemerintah sebagai pihak yang memproduksi bahan bakar ramah lingkungan.

Dia mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen dalam perjanjian Paris yang menargetkan dapat mengurangi 29 persen emisi karbon pada 2030 dan mencapai emisi nol pada 2060.

Webinar yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui The First OJK International Research Forum 2023 menghadirkan sejumlah narasumber dalam dan luar negeri dari kalangan peneliti, akademisi, hingga pelaku bisnis. Seminar tersebut bertujuan untuk memaksimalkan peran sektor keuangan dalam mendukung pengurangan emisi karbon dan pengembangan kendaraan listrik.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement