Kamis 21 Sep 2023 16:47 WIB

Bersama Prabowo, Luhut: Investasi tak Boleh Berhenti karena Pemilu 

Kata Luhut, Indonesia punya banyak potensi yang diminati oleh negara lain.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Menhan) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dalam Forum Ekonomi Indonesia-UEA di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Menhan) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dalam Forum Ekonomi Indonesia-UEA di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembangunan dan kerja sama investasi tidak boleh berhenti meski memasuki tahun politik. Hal ini disampaikan Luhut usai menghadiri Forum Ekonomi Indonesia-UEA di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Pernyataan Luhut diamini Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga hadir dalam acara tersebut. Prabowo sendiri merupakan salah satu bakal calon presiden untuk Pilpres 2024.

Baca Juga

"Saya rasa tidak ada masalah, mau pemilu, Pak Prabowo sebagai kandidat ikut juga promosi investasi kita, saya kira tidak ada masalah," ujar Luhut. 

Luhut menyampaikan momentum positif dalam ekonomi Indonesia harus terus berlanjut. Luhut menyampaikan Indonesia harus mengoptimalkan hubungan baik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden UEA Mohammed Bin Zayed (MBZ) untuk meningkatkan investasi UEA di Indonesia. 

"Saya tidak melihat masalah yang serius, asal kita semua sepakat, pemilu biar saja pemilu, tapi investasi tidak boleh berhenti hanya karena pemilu. Yang mau ikut bertanding saja masih hadir di sini mempromosikan Indonesia," ucap Luhut.

Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazrouei, ucap Luhut, menyampaikan UEA tidak memiliki batasan maksimal untuk berinvestasi di Indonesia. Menurut Luhut, hal ini merupakan sebuah peluang besar bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan kepercayaan UEA.

"Soal jumlah investasi seperti yang disampaikan Suhaili, bisa berapa saja, lebih 100 miliar dolar AS bisa saja, tidak terbatas," lanjut Luhut. 

Luhut menyampaikan Indonesia-UEA telah membentuk task force atau satuan tugas untuk menindaklanjuti potensi kerja sama untuk delapan agenda penting, mulai dari pembangunan ibu kota nusantara (IKN), konstruksi kilang minyak, akselerasi EBT, seaport and aircraft MRO, industri pertahanan, ketahanan pangan dan energi, perubahan iklim, hingga hilirisasi. Luhut mencontohkan komitmen UEA dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata dengan kapasitas 500 MW.

"Jadi banyak sekali (potensi kerja sama) dan ini menunjukkan Indonesia berada pada posisi yang diminati banyak dunia untuk datang ke sini," kata Luhut.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendukung penuh rencana kerja sama dengan UEA, termasuk untuk sektor industri pertahanan. Prabowo mengatakan siap meneruskan hubungan baik antara Jokowi dan MBZ dalam meningkatkan kerja sama di antara kedua negara tersebut. 

"Saya pikir ini kolaborasi yang baik, kerja sama kita dengan UEA sangat baik dan terus meningkat seperti hubungan di sektor pertahanan, kerja sama industri pertahanan, antara perusahaan Indonesia dan UEA. Kita akan mendukung terus," kata Prabowo.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement