Kamis 21 Sep 2023 14:15 WIB

Luhut 'Pamer' Ekonomi Indonesia kepada UEA

Kinerja RI jauh lebih baik dibandingkan dengan banyak negara secara global.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Menhan) dan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dalam acara Forum Ekonomi Indonesia-UEA di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Menhan) dan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dalam acara Forum Ekonomi Indonesia-UEA di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa perekonomian Indonesia berjalan cukup baik. Luhut menyampaikan pemerintah berhasil menjaga tren pertumbuhan ekonomi positif mencapai 5,2 persen dan menjaga inflasi di angka 3,6 persen. 

Luhut menyampaikan pemerintah juga berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB menjadi 38 persen dari sebelumnya yang mencapai 40 persen saat pandemi. Catatan ini, ucap Luhut, menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat dua terbaik dalam hal ekonomi di antara negara-negara lain di G20.

Baca Juga

"Namun sebagian masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa kita sudah melakukan hal yang baik. Mereka mencoba mengkritik di sana-sini dan memang benar, kita bukanlah negara yang sempurna, tapi kita bergerak ke arah yang benar. Kinerja kami, jauh lebih baik dibandingkan dengan banyak negara secara global," ujar Luhut dalam acara Forum Ekonomi Indonesia-UEA di di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Luhut menyampaikan Indonesia memiliki enam agenda utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, mulai dari industrialisasi melalui hilirisasi, digitalisasi, dekarbonisasi, pendidikan, pemgembangan infrastruktur untuk memungkinkan interkoneksi orang, barang, dan informasi, serta menyeimbangkan semua lini untuk menyelesaikan ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia melalui dana desa. 

Luhut menyampaikan ekspor produk hilirisasi Indonesia mengalami peningkatan signifikan mencapai 34 miliar dolar AS pada 2022 atau lebih tinggi dari 2015 yang hanya sebesar 3 miliar dolar AS. Luhut menyampaikan ekspor Indonesia akan meningkat dua kali lipat pada 2026 atau 2027 seiring hadirnya produksi baterai lithium.

"Sebelumnya kita hanya mengekspor bijih nikel. Hari ini, Anda melihat perbedaannya dan Indonesia akan menumbuhkan perekonomian melalui hilirisasi yang memprioritaskan industri yang mendukung transisi energi," ucap Luhut.

Sebagai mitra dagang yang strategis, Luhut menilai perlu ada penguatan hubungan kerja sama dengan UEA. Luhut mengatakan Indonesia terbuka untuk UEA dapat berkolaborasi dalam mendukung agenda utama pembangunan Indonesia ke depan. 

"Kemitraan antara Indonesia dan UEA harus terus diperkuat dan mencakup berbagai bidang dapat diandalkan di masa depan. Saya berharap kerja sama dengan UEA akan semakin erat, tidak hanya dalam bidang investasi, tetapi juga dalam bidang pendidikan," kata Luhut. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement