Kamis 21 Sep 2023 08:21 WIB

Dolar AS Sedikit Melemah karena Fed Pertahankan Suku Bunga

Indeks dolar AS turun 0,03 persen menjadi 105,1252 pada akhir perdagangan.

Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar rupiah kembali menembus level Rp15.300 pada perdagangan Selasa (4/10) siang, dimana sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah mulai melandainya nilai dolar AS.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar rupiah kembali menembus level Rp15.300 pada perdagangan Selasa (4/10) siang, dimana sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah mulai melandainya nilai dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (20/9/2023) setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level tertinggi dalam dua dekade, tetapi mengindikasikan setidaknya satu kenaikan lagi mungkin terjadi tahun ini karena inflasi tetap tinggi. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,03 persen menjadi 105,1252 pada akhir perdagangan.

Seperti yang diantisipasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya pada Rabu (20/9/2023) di antara 5,25 persen dan 5,5 persen, yang tertinggi dalam 22 tahun.

Baca Juga

“Dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2,0 persen dari waktu ke waktu, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif, dampak kebijakan moneter terhadap aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan," kata The Fed dalam sebuah pernyataan.

Menurut Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers Rabu (20/9/2023) sore, "Pertumbuhan PDB riil berada di atas ekspektasi. Belanja konsumen tetap kuat. Penawaran dan permintaan tenaga kerja terus mencapai keseimbangan yang lebih baik."

Dia berpendapat bahwa proyeksi The Fed bukanlah sebuah rencana, kebijakan akan disesuaikan jika diperlukan, dan bersiap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Revisi naik suku bunga The Fed pada tahun 2024 dari 4,6 persen menjadi 5,1 persen menghentikan penurunan dolar AS. Ringkasan baru proyeksi ekonomi The Fed kini menyerukan pertumbuhan PDB yang lebih kuat sebesar 2,1 persen tahun ini, lebih dari dua kali lipat perkiraan sebelumnya, dengan perkiraan pengangguran turun menjadi 3,9 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,1 persen.

FedWatch dari CME Group sekarang menunjukkan kemungkinan 29,1 persen bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, menjadi antara 5,5 persen hingga 5,75 persen pada pertemuan kebijakan berikutnya di November, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember dipatok pada 36,4 persen.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0686 dolar AS dari 1,0677 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2362 dolar AS dari 1,2391 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 147,9800 yen Jepang, lebih tinggi dari 147,8450 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8969 franc Swiss dari 0,8982 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3437 dolar Kanada dari 1,3442 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 11,0915 krona Swedia dari 11,1520 krona Swedia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement