REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) diperkirakan sudah mencapai puncak dari kenaikan suku bunganya.
Senior Portfolio Manager-Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma memandang The Fed akan bertahan di level suku bunga tinggi lebih lama (higher for longer). Kebijakan The Fed dapat memberi tantangan bagi kebijakan moneter negara lain dalam mengelola suku bunga dan menjaga stabilitas nilai tukar mata uangnya.
MAMI, lanjut Samuel, memandang BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level saat ini 5,75 persen. "BI mengindikasikan bahwa masih terdapat alat kebijakan moneter selain menjaga stabilitas rupiah," kata Samuel melalui keterangan tulis, Jumat (15/9/2023).
Selain mengubah suku bunga acuan, BI bisa melakukan intervensi valuta asing dan menjaga imbal hasil obligasi di level menarik.
Ke depannya, seiring dengan kekuatan ekonomi AS mulai mereda karena efek suku bunga tinggi, maka tekanan penguatan dolar AS diperkirakan akan mereda. Selain itu, MAMI juga optimistis terhadap perkembangan struktural Indonesia. Termasuk pembangunan hilirisasi industri metal yang dapat berdampak positif pada kinerja ekspor dan memberi kontribusi devisa untuk membantu menjaga stabilitas rupiah.