REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sebagai bank milik negara yang mengemban tugas untuk menjadi agen pembangunan ekonomi, tetap optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023. BNI meyakini pertumbuhan kredit pada tahun ini akan tumbuh dalam kisaran delapan persen hingga 10 persen secara tahunan (yoy). Hal ini sejalan dengan kinerja ekonomi yang semakin membaik serta dorongan dari belanja pemerintah di paruh kedua tahun ini.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, perseroan yakin pertumbuhan kredit di semester kedua akan lebih baik. Tren peningkatan kredit tersebut seiring dengan proyeksi pertumbuhan pinjaman di industri dan juga belanja pemerintah.
"Kami cukup optimistis pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini akan lebih baik. Tentunya kami akan terus mengoptimalkan setiap peluang agar kinerja dapat meningkat dengan tetap mengedepankan aspek prudential banking," katanya, Kamis (14/9/2023)
Permintaan kredit juga dapat diakomodasi dengan kondisi likuiditas perbankan yang saat ini semakin membaik. Terlebih lagi, ada kebijakan regulator yang akomodatif, terutama untuk sektor-sektor yang belum pulih, UMKM, KUR, dan pembiayaan hijau dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang akan terus dilanjutkan di 2023.
Pada semester kedua 2023, kredit BNI akan didukung sektor berisiko rendah dan berfokus pada debitur top tier atas di industri tersebut. Terlebih, korporasi selama tahun ini telah melakukan ekspansi kredit yang sangat baik, sehingga memberikan stimulus signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Selain itu, terdapat momentum pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang diharapkan akan memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan perekonomian nasional serta fungsi intermediasi. "Tentunya, kami akan merespons setiap kesempatan yang muncul. BNI juga akan terus meningkatkan kualitas kredit BNI melalui penguatan manajemen risiko dengan mengimplementasikan proses kredit end-to-end," ujar Okki.